Page 74 - Ayah - Andrea Hirata
P. 74

Merayu Awan















            INSYAFI, ayah Sabari, adalah pensiunan guru SD, bidang
            studi Bahasa Indonesia. Dipilihnya bidang itu lantaran gemar
            akan puisi. Dia memberi nama anak-anaknya dengan satu
            kata sifat  yang  mulia dan  menambahi  huruf i  di belakang
            nama itu, agar terdengar lebih sastrawi.
                 Anak pertamanya, laki-laki, dinamai Berkahi. Anak ke-
            dua, perempuan, dinamai Pasrahi. Setelah lama menunggu,

            terus berusaha dan berdoa, akhirnya lahirlah si bungsu, lang-
            sung dinamai Sabari.
                 Si bungsu itu sempat mau dinamai Tobati, tetapi nama
            itu keburu diambil sepupu ibu Sabari untuk menamai anak-
            nya yang baru lahir di Kampung Kelapa Lutung. Satu hal
            yang kemudian disyukuri Insyafi karena sesudah besar, Tobati

            itu tak berhenti berurusan dengan polisi.
                 Jarak yang jauh dari abang sulung dan kakaknya, bung-
            su pula, membuat Sabari menjadi anak emas. Saban malam
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79