Page 72 - Ayah - Andrea Hirata
P. 72

Enam















            IZMI juga melangkah dengan gagah usai menerima kembali
            kertas ulangan dari guru Matematika. Ibu Guru tersenyum.
            Dari tadi Bu Guru terus-menerus tersenyum untuk Izmi. Ber-
            kali-kali ulangan, nilai Izmi sangat buruk kalau tak mau dise-
            but memalukan sehingga dia pernah disemprot guru habis-
            habisan di depan kelas.
                 Jika tak benar-benar keterlaluan, Ibu Guru Matematika

            sebenarnya tak gampang muntab. Wajar saja dia panas hati pa-
            nas kepala melihat nilai ulangan Izmi selalu 2, paling tinggi 3.
            Padahal, dia telah bersusah payah membimbing Izmi dengan
            pelan dan sabar. Menghadapi Izmi, guru yang paling sabar
            sekalipun pasti akan jengkel.
                 “Beb ... beb ....” Hampir saja minggu lalu kata yang bi-

            asa dipakai orang di geladak kapal itu dilontarkan Bu Guru
            kepada Izmi. Sore itu Bu Guru diantar suaminya ke klinik.
            Dia pening karena tensinya naik.
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77