Page 88 - Ayah - Andrea Hirata
P. 88

Ayah ~ 75


                 Keesokannya, pagi-pagi sekali, sebelum  siswa  lain da-

            tang, tampak Sabari menyapu ruang olahraga dengan gesit,
            meski hari itu bukan jadwal piketnya. Setelah itu, dia membu-
            ka baju lalu berlari mengelilingi lapangan upacara.
                 Pada pertandingan antarkelas di akhir semester, Sabari

            menjadi juara maraton.
                 “Men sana in corpore sano! Di dalam badan yang sehat ter-
            dapat jiwa yang sehat!” pekiknya sambil mengangkat tropi
            tinggi-tinggi. Tepuk tangan membahana untuknya. Yang ber-
            tepuk tangan paling keras adalah Izmi.

                 Hari yang menyenangkan, pulang dari sekolah, Sabari
            mampir di kaki lima Uda Syam Robet dan membeli tiga sa-
            putangan. Dikirimkannya kepada Lena melalui Zuraida, di-
            sertai satu kartu ucapan kecil.



                 Purnama Kedua Belas alias Always, L
                 Selamat menikmati semua kebaikan dari saputangan.
                 Tertanda
                 Satu S, dua huruf  A, ada B, R, dan I



                 Sabari sulit mengendalikan tangannya sendiri yang mau
            menulis Romeo-mu, Sabari, sebagai penutup ucapan itu, tetapi
            dia ingat kembali bahwa perempuan tak suka diburu-buru.

                 Surat terakhir Lena membuat Sabari terlahir kembali.
            Dihitungnya surat dari  Lena untuknya, dan dia terbelalak.
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93