Page 89 - Ayah - Andrea Hirata
P. 89

76 ~ Andrea Hirata


          Benar kata ayahnya, segala hal dalam hidup ini terjadi dalam

          tiga babak!
              Sabari  semakin yakin bahwa Lena bukan hanya cin-
          tanya, tetapi juga nasibnya. Perempuan Kelumbi bermata
          aduhai itu diturunkan dari langit memang untuknya. Itulah
          hukum hidupnya, begitukah secara de jure, secara de facto, Lena

          lengket sama Bogel Leboi macam nyawa lekat di badan ke-
          coa. Ke sana kemari selalu berdua. Jika ngobrol, dunia punya
          mereka, yang lain ngontrak. Mereka sekelas, bahkan duduk
          berdekatan. Kalau tak ada yang melihat, berani mereka ber-
          gandeng tangan, bayangkan itu!
              Zuraida bersabda, “Lena sendiri yang meminta  pada
          wali kelas agar dipindahkan ke kelas Bogel. Ada saja alasan-
          nya.”

              Sabari tersenyum pahit.
              “Belum pernah kulihat Lena sekasmaran itu.”
              Sabari merasa seakan disiram air es.
              “Tak ada omongan selain soal Bogel.”
              Sabari komat-kamit.

              “Kata Lena, Bogel adalah cinta pertamanya.”
              Sabari panas dingin.
              “Tamat SMA mereka mau ke Jakarta. Kalau orangtua
          tak setuju, mereka mau kawin lari.”
              Sabari menggigil.
              Akan tetapi, Sabari tak surut semangat sebab dia selalu
          berpegang teguh pada pesan ayahnya bahwa Tuhan selalu
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94