Page 94 - Ayah - Andrea Hirata
P. 94

Ayah ~ 81


            dari semua kelebihan Bogel, dan tampak bangga menjadi di-

            rinya sendiri.
                 “Boi, coba kau tanyakan pada Sabari, apa cita-citanya?”
                 “Baiklah.”
                 Zuraida kemudian menyampaikan kepada Izmi bahwa
            Sabari mau menjadi guru Bahasa Indonesia seperti ayahnya.

            Izmi tercenung, dia ingat akan cita-citanya dulu ingin menja-
            di dokter hewan, tetapi sejak ayahnya diciduk polisi gara-gara
            korupsi, cita-citanya pingsan.
                 “Guru Sabari, pantas nian kedengarannya,” kata Ukun
            di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi.
                 “Kau? Apa cita-citamu, Mat?” tanya Ukun.
                 “Aku mau menjadi pilot.”
                 “Kau sendiri, Kun?”

                 “Aku mau menjadi dokter.” Jawaban yang mantap.
                 “Kau, Run?”
                 “Aku mau menjadi Menteri Olahraga Republik Indone-
            sia!” jawab Toharun.







            Izmi ingin mengatakan cita-citanya kepada siapa saja, tetapi
            ada belasan siswa yang diperkirakan tidak naik ke kelas dua,
            salah satunya dia.
                 Maka, saat pembagian rapor kenaikan kelas, dia gugup
            bukan main. Memang sudah lumayan kemajuannya dalam
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99