Page 97 - Ayah - Andrea Hirata
P. 97

84 ~ Andrea Hirata


          badi atas sepak terjangnya saat ujian masuk SMA dulu. Na-

          mun, karena itulah dia menemukan Lena, sesuatu yang tak
          pernah berhenti disyukurinya.
              Sabari tersenyum geli lagi melihat rumus sontekan volu-
          me kerucut itu. Dia tak terlalu pintar Matematika, tetapi dia
          tahu ada yang salah dengan rumus itu. Seingat Sabari notasi
          tinggi atau t dalam rumus itu harusnya dipangkatkan dua.
              Keesokannya dia bertanya kepada Toharun, yang ni-
          lai Matematika-nya memang selalu lebih baik daripadanya.
          Toharun membenarkan pendapat Sabari. Usai jam sekolah,

          Sabari menyelinap lagi ke dalam kelas Lena. Ditambahinya
          angka dua di atas notasi t sehingga rumus itu menjadi benar.
          Sebelum pulang, diusap-usapnya rumus itu disertai harapan
          semoga Lena dan Bogel Leboi sukses dalam ujian nanti.






          Ujian semester 5 adalah ujian yang penting sebab itulah uji-
          an semester kedua  terakhir  sebelum siswa mengkhatamkan
          SMA.  Dan, tak terbilang  girangnya Sabari  sebab sebagian
          besar soal geometri adalah tentang kerucut dan berbagai im-
          plikasi rumusnya. Begitu soal dibagikan, sebagian murid ber-

          teriak, bahkan histeris, karena tak menduga soal akan begitu.
          Kerucut adalah topik kelas dua dulu. Yang terkecoh itu ter-
          masuk Ukun, Tamat, dan Toharun.
              Sabari sendiri bersiul-siul tanpa suara. Dia bahagia bu-
          kan hanya karena telah mendalami rumus kerucut—dan itu
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102