Page 100 - Ayah - Andrea Hirata
P. 100
Ayah ~ 87
juga agar ibunya mendapat perawatan kesehatan yang lebih
baik. Diam-diam dia melihat kuitansi pegadaian yang diletak-
kan ayahnya di atas meja. Satu juta enam ratus ribu, itulah nilai
gadai Mister Phillip.
Pulang dari sekolah esoknya, tak ambil tempo, naik se-
peda, Amiru segera berangkat ke pabrik tali rami. Dia masuk
kantor dan langsung bilang mau kerja.
“Kerja apa?” tanya mandor.
“Apa saja, Pak.”
“Berapa umurmu?”
“Sepuluh, masuk sebelas tahun.”
“Masih sekolah?”
“Masih.”
“SD?”
“Ya.”
“Mengapa kau mau bekerja?”
“Untuk dapat uang agar dapat menebus radio ayahku di
kantor gadai dan untuk biaya ibuku berobat.”
Setelah setengah jam diceramahi mandor, Amiru disu-
ruh pulang.
Sesungguhnya, meski masih kecil, keadaan yang sulit
membuat Amiru tak asing dengan pekerjaan berat. Libur se-
kolah dia biasa bekerja musiman di perkebunan karet, kopi,
atau kepala sawit. Namun, dia harus mendapatkan uang de-
ngan cepat sebab dia mengejar siaran radio yang jadwalnya
semakin dekat.

