Page 101 - Ayah - Andrea Hirata
P. 101

88 ~ Andrea Hirata


              “Saya mampu bekerja keras, Bu, sama seperti orang de-

          wasa,” kata Amiru waktu melamar di pabrik obat nyamuk.
              “Risiko besar, Bujang, tak baik untuk anak kecil. Pekerja-
          an itu berurusan dengan bahan kimia berbahaya.”
              “Aku sanggup menanggung risiko, Bu.”
              “Aku tahu kau sanggup, tapi aku tidak sanggup.”
              Ibu memberi Amiru ongkos pulang, Amiru menolak de-
          ngan sopan.
              Ternyata, tak mudah mencari pekerjaan meski hanya
          ingin menjadi kuli. Amiru gelisah, kurang dari 47 hari dia ha-

          rus sudah mengumpulkan uang minimal satu juta enam ratus
          ribu rupiah untuk menebus radio ayahnya di kantor gadai,
          kalau tidak, ayahnya akan melewatkan siaran radio itu.
              Dicarinya pekerjaan yang orang hanya peduli pada te-
          naga. Ditemukannya jabatan itu, kuli panggul di pasar. Na-
          mun sayang, orang lebih suka kuli panggul berbadan besar.
          Jika Amiru menawarkan diri, orang-orang tak tega melihat
          tubuhnya yang kecil dan kurus. Akibatnya, Amiru tak laku.
          Siaran radio itu tinggal 38 hari.
              Amiru mutasi ke tugas kebersihan pasar karena upahnya
          berdasarkan banyaknya pekerjaan, tetapi segera dia berhenti,
          bukan karena pekerjaan itu keras dan jorok atau karena ha-

          rus memikul keranjang sampah, melainkan karena berdasar-
          kan perhitungannya, upah harian itu takkan mencapai sejuta
          enam ratus ribu sampai batas waktu siaran radio.
              Gelisah, hampir putus asa, ke sana kemari anak kecil itu
          menawarkan diri, tetapi pintu tertutup untuknya. Dalam ke-
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106