Page 131 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 131

merelakan  anaknya  lahir  tanpa  seorang  bapak.  Misni
               melahirkan  anak  yang  lucu,  wajahnya  ayu,  yang  kemudian
               diberi nama Tunjung.
                                                ***

                      Misni  kembali  menangis  sesenggukan  di  samping

               makam sang putri, Tunjung. Misni menangis karena teringat
               kata-kata  yang  ditulis  Tunjung  dalam  suratnya.  Surat  itu
               dibacakan Sati dengan sukarela, karena melihat keputusasaan
               Emak Misni.
                      ―Mak,  maafkan  Tunjung.  Tunjung  pasti  telah
               mempermalukan  Emak.  Tunjung  sangat  menyayangi  Emak.
               Hanya Emak yang setia mendampingi Tunjung selama Tunjung
               hidup.  Mak,  apakah  Emak  sudah  mengganti  kusen  yang

               bolong? Apakah Emak sudah menjahit selimut yag robek agar
               Emak  tidak  kedinginan  sewaktu  tidur?  Apakah  Emak  sudah
               menanak nasi? Mak, maafkan Tunjung karena sudah tak bisa
               membantu  dan  menemani  Emak  di  sini.  Emak  tentu
               bertanyatanya kan mengapa Tunjung melakukan ini? Maafkan
               Tunjung,  Mak.  Tunjung  telah  mengandung  dan  melahirkan

               seorang  putri  yang  cantik.  Tapi  lelaki  itu  tak  mau
               bertanggungjawab, Mak. Tunjung kecewa, Mak. Tunjung sakit
               hati jika mengingatnya. Mungkin dengan begini Tunjung akan
               tenang dan bisa melupakannya, Mak.
                      Datanglah  ke  Dusun  Krasak  di  Surabaya  jika  ingin
               menemui cucumu. Dia kuberi nama Raras, Mak. Menetaplah di
               sana  jika  emak  ingin  terus  bersama  Raras.  Sekali  lagi


                                                         122

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136