Page 133 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 133

Kalimat  itulah  yang  selalu  diucapkan  Raras  pada
               neneknya  tiap  kali  menyuruhnya  makan.  Raras  paham  betul,
               meskipun  waktu  sudah  berjalan  cukup  jauh,  neneknya  tak
               pernah bisa melupakan anaknya. Anak yang begitu ia sayangi,
               harus  mati  di  umur  17  tahun.  Sangat  muda.  Misni  meratapi
               hidup anaknya yang sangat singkat. Tak seperti dirinya yang
               sampai  setua  ini  masih  diberi  kesempatan  untuk  hidup.

               Karena itulah Raras selalu berkata seperti itu pada neneknya,
               berharap bisa menghibur neneknya.
                      Kurang  lebih  sudah  tiga  belas  tahun  Misni  tinggal
               bersama  cucunya.  Ia  bersyukur  telah  diberikan  umur  yang
               panjang  sehingga  bisa  bertemu  dengan  cucunya.  Bahagia
               memang.  Tapi  terkadang  umur  panjangnya  terasa  seperti
               sebuah  siksaan.  Bagaimana  tidak,  ia  tak  pernah  bisa

               melupakan  kejadian  memilukan  itu.  Bahkan  di  usianya  yang
               sudah sangat tua.
                      ―Nek, jaga diri baik-baik selama aku pergi, ya. Jangan
               keluar rumah sendirian. Juga jangan membukakan pintu untuk
               orang yang tak nenek kenal. Raras berangkat mengajar dulu,
               Nek.‖

                      Sebelum berangkat, Raras selalu berpamitan dan tak
               lupa mengingatkan hal-hal itu kepada neneknya.
                      ―Hati-hati di jalan Ras, didiklah murid-muridmu
               supaya menjadi orang yang cerdas dan tak berpikiran pendek
               seperti ibumu.‖ dan selalu seperti itu jawaban neneknya jika
               dipamiti.




                                                         124

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138