Page 132 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 132
maafkan Tunjung, Mak. Tunjung sangat menyayangi Emak.
Tunjung yakin Emak menangis saat dibacakan surat ini.
Menangislah, Mak. Menagislah sekali ini saja. Tapi Emak
harus berjanji, tak akan menangis lagi setelah ini. Emak
harus mengikhlaskan kepergianku. Emak tak boleh bersedih.
Emak harus bahagia. Saat besar nanti, Sati akan menyayangi
Emak seperti aku menyayangi Emak. Sampaikan terima
kasihku pada Sati atau siapapun yang telah membacakan
surat ini untuk Emak. Dari anak Emak yang begitu
menyayangimu.‖
Emak masih menangis sambil memeluk pusara anaknya.
―Ndung, kenapa kau melakukan ini? Jikapun lelaki itu
tak mau bertaggungjawab, dunia belum berakhir, Ndung.
Lihatlah Emak, meskipun bapakmu tak bertaggung jawab,
Emak masih bisa bertahan sampai setua ini bahkan emak bisa
membesarkanmu sendirian.
***
Pagi ini Raras memasak banyak makanan enak. Ia
menyiapkan dua mangkuk sup dan hidangan lainnya. Satu
untuknya, dan satunya lagi untuk wanita yang sudah sangat
tua. Wanita yang menemuinya saat umurnya 9 tahun, mengaku
sebagai neneknya. Awalnya Raras tak percaya, tapi setelah
sang nenek menceritakan semuanya, termasuk tentang ibunya
yang bunuh diri barulah Raras percaya.
―Nek, makanlah bubur ini dengan sup, juga minumlah
susunya. Nenek harus tetap sehat agar bisa melihatku sukses
nanti.‖
123
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

