Page 136 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 136
Kartiniku Bukan Kartini
▪ Diah Pratiwi
Aku sangat menghormatinya. Sangat menyayanginya.
Sangat mencintainya. Dan sangat bangga padanya. Setiap kali
dia berucap, aku selalu patuh pada ucapannya. Dekapannya
membuatku nyaman. Sentuhannya selalu membuat kerinduan.
Dan kecupannya tak pernah bisa aku lupakan. Kedatangannya
yang selalu aku nantikan. Senyumnya yang merekah dari
kejauhan, membuatku selalu ingin cepat-cepat menjatuhkan
diri dalam pelukan.
Setidaknya semua itu pernah ada dalam masa kecilku.
Masa saat semua terlihat indah. Semua terlihat
menawarkan kebahagiaan. Mainan, pelukan, kecupan, dan
kerinduan pada mama pun sebuah hal yang menyenangkan.
Saat dunia ini terasa lebih cepat menjadi gelap, entah kenapa
aku semakin ingin kembali merayap dalam kehidupan polosku.
Kehidupan di mana membicarakan cita-cita sederhana
bersama mama sangatlah menyenangkan. Membicarakan
kenangkanpun, bukanlah hal yang menyedihkan.
***
―Mama, besok kita main di sini lagi, ya? Aku ingin
main ayunan lagi bersama mama.‖ mama berjongkok untuk
menyejajarkan tinggi badannya dengan tinggi badanku. Dia
127
Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU

