Page 32 - Perempuan Yang Ingin Membeli Masa Lalu
P. 32

Apa yang kau alami benar-benar mirip dengan apa yang
               kau  tulis,  Arimbi.  Lalu  sekarang  bagaimana?  Apa  kau  tidak
               akan melanjutkan cerita itu. Bagaimana denganku. Aku masih
               hidup,  Arimbi.  Kau  jangan  begitu  saja  mencampakkan  aku.
               Setidaknya  akhiri  dulu  ceritamu  seperti  yang  biasa  kau
               lakukan pada tokoh-tokoh utamamu. Tulislah cerita kematian
               untukku, Arimbi.

                                             ***
                      ―Kau tidak mau kembali ke suamimu,‖ ucap tamannya
               agak ragu. ―Maaf, bukannya aku tidak senang Kau tinggal di
               sini. Tapi apa tidak masalah buatmu berlama-lama tinggal di
               rumahku?‖
                       ―Tidak masalah selama kau izinkan.‖

                       ―Tentu saja,‖ ucap temannya agak ragu.
                      Sejenak tercipta hening antara mereka. Hanya suara
               ombak dan desis buih yang cepat hilang.
                       ―Apa kau masih suka menulis, Arimbi?‖

                      ―Sudah  lama  aku  tidak  menulis.‖  Arimbi  merasa  ada
               kenangan pahit ketika ia harus menulis lagi.
                       ―Bagaimana jika kau menulis lagi?‖
                      ―Entahlah.‖  Arimbi  memainkan  ujung  rambutnya.  Ia
               teringat  satu  cerita  yang  belum  tuntas  ia  tulis.  Ia  merasa
               bersalah  jika  tidak  menyelesaikannya.  Entah  mengapa  ia
               merasa bersalah.

                      ―Aku  suka  membaca  cerita-ceritamu,‖  ucap  teman
               lamanya sambil melempar kerang ke bibir pantai. ―Kau selalu
               memilih laki-laki sebagai tokoh utama dalam ceritamu.‖

                                                         23

                        Antologi Cerpen PEREMPUAN YANG INGIN MEMBELI MASA LALU
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37