Page 262 - buku ajar gizi kulinari
P. 262
1. Hidangan pembuka (appetizer)
Terdapat 2 jenis yaitu hidangan pembuka dingin seperti aneka salad, shrim
cocktail, dan cold canapé dan hidangan pembuka panas seperti aneka jenis sup.
2. Hidangan utama (main course)
Berupa daging, unggas, ikan, seafood, telur, yang dilengkapi saus dan ada juga
yang tidak. Ada 2 cara dalam cara makan main course yaitu American style dan
Europe Style. Gaya Amerika yaitu dengan makanan dipotong terlebih dahulu,
kemudian garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap makanan. Gaya
Eropa dimana pisau selalu di tangan kanan, makan dipotong dan dinikmati
menggunakan garpu di sebelah kiri untuk menyuap makanan. Minuman yang
biasanya menjadi penyerta adalah red wine untuk makanan daging dan white
wine untuk hidangan seafood. Jika tidak mengonsumsi wine dapat menolak dan
mengatakan minuman yang diinginkan.
3. Hidangan penutup (dessert)
Sangat beragam, bisa saja disajikan aneka cake, ice cream, pudding, potongan
buah, shorbet atau punch, dan terkadang dapat berupa minuman dengan gelas
yang diberi hiasan.
C. Etika Makan Indonesia
Indonesia tidak memiliki aturan baku terkait pakaian yang dikenakan, namun
pada dasarnya tetap menyesuaikan dengan konteks jamuannya, jika acara nikahan
berarti pria memakai baju formal seperti kemeja batik dan wanita memakai kebaya
atau long dress. Jika ada dresscode acara maka mengikuti yang tertera pada
undangan.
Etika makan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, adat
istiadat, dan agama, serta bervariasi di setiap daerah. Berikut adalah beberapa etika
makan yang umum di Indonesia:
1. Menggunakan Tangan Kanan
Dalam budaya Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang mayoritas Muslim,
tangan kanan lebih diutamakan untuk makan dan menyentuh makanan. Tangan
kiri sering dianggap kurang sopan karena biasanya digunakan untuk aktivitas
yang bersifat pribadi, seperti kebersihan diri.
2. Menghormati Makanan
Dalam banyak budaya Indonesia, makanan dianggap sebagai berkah, dan
membuang makanan dianggap tidak sopan. Masyarakat diajarkan untuk
mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya.
Tata Cara Makan Internasional (Table Manner) 253

