Page 265 - buku ajar gizi kulinari
P. 265
11) Jika ada makanan yang tersangkut di gigi, maka jangan mengorek gigi secara
terbuka. Tutupi mulut menggunakan serbet dan hendaklah menunggu tidak
ada orang lain baru dikeluarkan.
12) Dilarang membuang ingus dan bersendawa di meja makan, namun jika bersin
atau batuk hendaklah ditutupi dan meminta maaf pada orang sekeliling.
13) Ketika hendak memakan roti, maka ambil roti dengan tangan bukan dengan
garpu. Mentega diambil dengan pisau mentega dan diletakkan di piring kecil
dahulu sebelum dioleskan ke roti. Tidak memotong roti dengan pisau
melainkan menyobek sedikit demi sedikit, diolesi dan dimakan.
14) Salad dimakan menggunakan garpu yang dipegang dengan tangan kanan.
15) Ketika menyantap ikan, tangan kanan memegang pisau nutuk menyingkirkan
duri. Tulang dan duri diletakkan di pinggir piring dan tidak dibuang langsung
dari mulut ke piring, melainkan diambil menggunakan tangan atau dengan
bantuan garpu.
16) Tidak mendorong makanan di dalam mulut dengan meminum air. Sebelum
minum diperhatikan apakah ada kotoran di mulut yang perlu diseka terlebih
dahulu agar tidak mengotori gelas.
17) Tuan rumah yang mengambilkan makanan, sebagai tamu dapat diterima
dengan memberikan piring beserta pisau garpu atau bisa juga dengan
meminta bantuan pelayan. Tidak diperbolehkan menambah makan jika tidak
ditawarkan.
18) Setiap makanan yang dihidangkan diambil agar tuan rumah senang, namun
jika ada makanan yang tidak disukai dapat mengatakan tidak, terima kasih.
19) Ketika makan hendaklah berbincang karena berdiam diri dianggap tidak
sopan.
20) Dalam mengambil makanan hendaklah pria mendahulukan wanita atau
mungkin dapat menawarkan membantu untuk mengambilkan makanan.
21) Tidak boleh mengambil makanan jauh yang dapat mengenai wajah orang
lain, jika sangat ingin lakukan melalui belakang badannya.
22) Setelah selesai makan, tamu harus menunggu tuan rumah berdiri baru
kemudian ikut berdiri meninggalkan meja makan.
23) Serbet (napkin) diletakkan di atas meja dan dan dilipat segi empat.
24) Sebagai tuan rumah, membangun komunikasi yang harmonis dengan para
tamu merupakan kewajiban serta perlu memperhatikan apakah semua tamu
telah selesai menyantap hidangan kemudian baru pindah ke hidangan
berikutnya.
25) Tuan rumah perlu mengatur kecepatan makan mengikuti para tamu.
256 Buku Ajar Gizi Kulinari

