Page 137 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 137

Islamic Theology  | 129

                  Ada pula hadits terkait ini diriwayatkan dengan redaksi yang
           tidak disebutkan dalam kitab-kitab Shahîh, yaitu:
                   ّ
                                                                   َّ ْ ُ
                    ه   م    ُ ّ    للا  َ َ َ ٌ  َ ُ ْ ُ      ج   ٣   ى   ٫ :  ،ًم   خ ّ ْ  َ ْ  ِ  َ ْ  ِ َ  َ َ    ح    ٗ   ل   ٤     ب   د   ٣   ى     غلا  َ َّ َ    خ   م ً  ّ ْ َ  ْ َ  َ  ِ  َ    ج   ى   ت     م   ً     غلا  َ َ َ ٌ    خ   م     ش    غلا
                                                      َ
                          ّ
                     ج   ى   ت      ش مخ   غلا        ل    ٟ ٍ ٔ :  ِ   و    ف ي  َ  َ  ْ َ ْ    ُ   ٘     م   ً     ٢   ُ   ٗ   ن ،ي    ٢ا   و   ِ    ل     م   ً     و   ن   ل   ن ي  ْ َ ْ َ َ    ن
                                                                    ِ
                     ْ َ ْ
                 َ    خ   ل   ٤      لا   َ  َ َ      ح   ٗ   لا ى    الله  َ    ز    ل   ٤    ّ َ َ    تهإ  ا  ِ َ       ل    ٟ ٍ ٔ :  َ ْ    ف ي ِ   و  ،ًم   خ ّ ْ  ِ َ َ  َ ْ  ِ    ظ   ة     ب   د   ٣   ى     غلا  َ ٌ    زا   ء َ
                            ُ
                                                َ
                                                                  ِ
                                 ْ َ َ
                                     َ َ َ
                          َ َ
                  ِ  َ  ْ    ما     لا   ٗ   ئا  ِ ظ    ُ    ٣   م ا   ظ   ه :   ذ    ٣   لا    ٞ ،ًم   خ ّ ْ  ِ  َ ْ  ِ    ث     ب   د   ٣   ى     غلا  َ َ ْ      ٞ   أ   ز   ظ    مخ َّ ُ  ْ َ  َ     َ َ    ٢   ما ِ ذ     غلا  َ
                                                         .ت  ْ َ  ِ  ِ    ب   ٪     م   ً     لا   ٣   ُ   ُ   ٗ  ِ
                 [Hadits-hadits  ini  tidak  boleh  dijadikan  dasar  akidah,
                 karena  semuanya  tidak  benar.  Makna  literalnya
                 menyesatkan,  mengatakan:  “Rahim  adalah  ranting
                 (cabang)  dari  Allah,  dia  bergelantungan  menarik  kain
                 sarung  Allah  berkata:  “Ya  Allah  jalinlah  hubungan
                 dengan orang yang menjalin hubungan denganku, dan
                 putuskanlah  hubungan-Mu  dari  orang  yang
                 memutuskan  hubungan  dariku”.  Dalam  redaksi  lain:
                 “Rahim  adalah  cabang  dari  Allah,  dia  menarik  kain
                 sarung  Allah”.  Dalam  redaksi  lainnya:  “Setelah  Allah
                 selesai  menciptakan  makhluk;  rahim  berdiri,  lalu  ia
                 menarik  kain  sarung  Allah  seraya  berkata:  “Ini  adalah
                 tempat  untuk  meminta  perlindungan  dengan-Mu  dari
                 keterputusan (tali rahim)].
           Jika  hendak  dipahami  maka  seluruh  hadits  yang  kita  sebutkan  ini
           pemaknaannya  sebagaimana  yang  telah  kita  jelaskan  di  atas.
           Kemudian  makna  “ًمخغلا  ى٣دب  ٤لٗح”  bukan  dalam  pengertian
           literalnya,  tetapi  untuk  mengungkapkan  permintaan  perlindungan
           dan pemeliharan dari Allah (al-Istijârah Wa al-I„tishâm)
                                                             .
                  Al-Imâm  Abu Bakr al-Baihaqi berkata: “ى٣خلا” dalam makna
           literal  adalah  “عاػةنؤ”  (artinya;  kain  sarung),  namun  yang  dimaksud
           adalah “ؼٗلا”; artinya kemuliaan dan keagungan. Dengan demikian
           makna hadits tersebut adalah bahwa rahim meminta kepada Allah
           dengan wasilah keagungan dan kemuliaan-Nya.
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142