Page 140 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 140

132 | Islamic Theology

                 mendatangi-Ku     dengan    berjalan   maka     Aku
                 mendatanginya dengan lari kecil”].

                  Al-Qâdlî  Abu Ya„la al-Mujassim  menyimpulkan dari hadits ini
           bahwa Allah memilki jiwa (an-nafs), yang menurutnya jiwa tersebut
           adalah  bagian  dari  Dzat-Nya.  Sungguh,  apa  yang  dipahaminya  ini
           adalah pendapat ahli bid„ah menyesatkan; yang dengan demikian ia
           telah  menjadikan  akidah  tasybîh -nya  bertambah  variatif  dan  lebih
           parah lagi. Orang ini tidak dapat membedakan secara bahasa antara
           makna “adz-Dzât”                     . Apakah yang mencegahnya
                             dan makna “an-Nafs”
           untuk memaknai “ي سٟه يف هجغ٦ط” dalam makna “  هجغ٦ط” [sehingga
                                                          هأ
                                                         ا
           maknanya  jelas  dan  benar,  yaitu;  “Siapa  yang  menyebut-Ku  maka
           Aku akan merahmatinya]?”.
                  Pembicaraan masalah ini telah kita kupas dalam pembahasan
           beberapa ayat al-Qur„an di atas. Adapun pemahaman “ هُلئ ذبغ٣ج
           اٖاعط”  [yang  secara  literal  bermakna  “Aku  (Allah)  mendekat
           kepadanya seukuran jarak satu hasta”], dan “تلوغه هخِجأ” [yang secara
           literal bermakna “Aku (Allah) datang kepadanya dengan cara berlari
           kecil”]  adalah  untuk  pendekatan  ungkapan  [yang  artinya  bahwa
           rahmat  Allah  akan  sangat  cepat  datang  terhadap  orang  yang
           melakukan  ketaatan  kepada-Nya,  maka  makna  teks  tersebut  tidak
           boleh dipahami secara literal]. Pemahaman ini seperti dalam firman
           Allah:
                                                      َ َ َ
                                                                 ْ َ َ َ ْ
                                        )      24  :جدلا(  ِ    ًا   جا   ى ا      ء ي ِ    ً     ؾ   ٗ   ى   ف ا    ًظ ّ    و   لا َ
           Pemahaman kata: “اىٗؾ” dalam ayat ini jelas bukan dalam makna
           literalnya yang berarti “ي صتهإا” (berjalan), [tetapi dalam makna orang-
           orang  yang  menentang;  yaitu  mereka  yang  menentang  ayat-ayat
           Allah].


           Hadits Ke Tiga Puluh Tujuh

                  Abu Sa„id meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145