Page 138 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 138
130 | Islamic Theology
Sementara Ibnu Hamid al-Mujassim berkata: “Wajib kita
beriman bahwa Allah memiliki kain sarung dan bahwa rahim
menarik kain sarung-Nya tersebut”. [Na„ûdzu billâh
]
Lebih buruk dari itu, bahkan Ibnu Hamid al-Mujassim ini
berkata: “Demikian pula wajib kita beriman bahwa Allah memiliki
pinggang, karena Dia telah berfirman: “الله بىح يف ذ َغٞ ام ىلٖ”
[makna “الله بىح” dalam ayat ini dipahami secara literal oleh Ibnu
Hamid al-Mujassim dengan pinggang Allah. Na„ûdzu billâh].
Orang ini [Ibnu Hamid] benar-benar tidak memiliki
pemahaman yang sehat. Lalu bagaimana ia menetapkan adanya
“ٍِغٟخلا” (berlebih-lebihan) pada pinggang Allah seperti yang
dipahaminya? [apakah dia berkeyakinan bahwa Allah memiliki
pinggang yang sangat besar; bahkan terlalu besar? Na„ûdzu billâh ]
Kita berlindung dengan Allah dari pemahaman yang sangat buruk
semacam ini.
Hadits Ke Tiga Puluh Lima
Al-Imâm al-Bukhari dalam kitab sahihnya meriwayatkan
bahwa Rasulullah bersabda:
َ
َ ْ ٞ م ً َ ِ ٓ م ت ػئ عا ي ، َ ُ َ ْ ٗلا َ َ َ ِ ِ ب ر ً ءا ع ص ئا ي و ْ َ ُ َ ٨لا ل : حو ؼٖ الله ٫ا ٢ )لُ٢(
َّ
َ
َ ّ
ِ ِ
ْ ظ ب هخ ٖ ا ي ه م ْ َ َ َّ ُ ٞ ي ِ ِ ِ ه ػا ٖ ن َ َ َ
[Kita tidak boleh memahami teks ini secara literal.
Makna literalnya mengatakan: “Allah berfirman: “al-
Kibriyâ„ (kebesaran) adalah selendang-Ku, dan al-
‘Azhamah (keagungan) adalah kain sarung-Ku, maka
siapa yang mencampuri-Ku pada keduanya akan Aku
siksa ia”. Makna literal ini seakan mengatakan bahwa
Allah mengenakan selendang dan kain sarung].