Page 80 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 80
72 | Islamic Theology
Nya; maka nampaklah bagiku seakan Dia seorang pengantin yang
dibuka dari penutupnya, tengah duduk manis di atas singgasananya”.
Apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Hamid ini adalah dusta
besar yang sangat buruk. Hadits seperti itu tidak pernah ada; baik di
antara hadits-hadits shahîh, bahkan di antara hadits-hadits palsu
yang pernah ada sekalipun. Kita telah jelaskan bahwa redaksi hadits
di atas memberikan pemahaman dalam mimpi, sementara Ibnu
Hamid al-Mujassim ini mengatakan itu terjadi pada saat Isra„??
[Na„udzu Billah]. Allah maha suci dari segala apa yang telah
diperbuat oleh Ibnu Hamid dan orang-orang semacamnya, dan Allah
pasti membalas mereka dengan neraka. Mereka adalah orang-orang
buruk yang telah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya;
mengatakan bahwa Allah laksana pengantim. Jelas, yang menuliskan
keyakinan semacam ini bukan seorang muslim.
Adapun riwayat hadits di atas yang menyebutkan redaksi
“صربلا” [yang secara literal berarti dingin]; sesungguhnya makna al-
bard ini adalah sifat benda, jelas tidak layak dan tidak boleh Allah
disifati dengannya. Padahal al-Qâdlî Abu Ya„la al-Mujassim dalam
kitabnya; al-Kinâyah, memberlakukan takwil terhadap hadits: “ ذًأع
ةعىن ًؿخأ يف يبع”; ia memaknainya: “٘يىم ًؿخأ يف”, [ia mentakwil
kata “ةعىن” dengan “٘يىم”; lalu mengapa mereka memahami
hadits-hadits semacam ini dalam pemahaman literalnya; tidak
memakai takwil?].
Hadits Ke Tiga:
Ummu Thufail; perempuan Ubay meriwayatkan bahwa ia
mendengar Rasulullah berkata:
َ
ّ ُ
ّ
ْ َ
ُ ْ َ
با ا ق ى ع ة ن ً ؿ خأ ي ف ماى َ ْ تهإا ِ ف ي لح و ّ َ ّ ه ؼٖ بع يأ َ ع ه هأ )لُ٢(
ِ
َ
ُ ْ
ْ
َ ْ
ْ
فا َ ٌ غٞ هه ح و َ َ ب و ٖ ل ى ٍ َ َ ْ م ً ط ه نلا ٗو ل ه ِ حع ي ف غ ، ٍ ِ ً ز ف ي ِ َ م ى ى ع ا ُ َّ ً
ِ ِ
ِ
ب َ ْ م ً هط ِ