Page 94 - Islamic-theology-Ibnul-Jawzi-membongkar-kesesatan-akidah-Tasybih-meluruskan-penyimpangan-dalam-memahami-sifat-sifat-Allah-Nurul-Hikmah-Press-173-Hal
P. 94

86 | Islamic Theology

           karena saat itu aku hadir di hadapannya. Rasulullah menyampaikan
           hadits itu dimulai karena pertanyaan kami tentang seorang dari Ahli
           Kitab, lalu di  tengah Rasulullah berbicara tiba-tiba engkau datang,
           dan engkau telah terlewatkan permulaan (awal pembicaraan) hadits
           tersebut; padahal Rasulullah sedang menceritakan perkataan seorang
           dari  Ali  Kitab.  Engkau  menyangka  bahwa  itu  adalah  perkataan
           Rasulullah”.

                  Aku  (Ibnul  Jawzi)  berkata:  “Kemungkinan  besar  riwayat
           tentang  sahabat  az-Zubair  ini  mengisyaratkan  kepada  apa  yang
           diriwayatkan oleh Qatadah di atas. Dasarnya karena para Ahli Kitab
           berkata: “Sesungguhnya Allah setelah menciptakan langit dan bumi
           lalu  Dia  beristirahat”,  kemudian  turunlah  firman  Allah  sebagai
           bantahan terhadap mereka: “بىٛل ًم اىؿم امو” [Artinya; Allah tidak
           lelah, kerena lelah adalah sifat makhluk]. Dengan demikian sangat
           dimungkinkan  bahwa  Rasulullah  saat  itu  tengah  menceritakan
           perkataan  para  Ahli  kitab;  yang  hal  ini  tidak  dipahami  (tidak
           didengar) oleh Qatadah”.

                  Sementara  itu  al-Imâm Abdurrahman  bin  Ahmad  telah

           meriwayatkan dalam kitab as-Sunnah, berkata: Aku telah melihat al-
           Hasan  meletakan  kaki  kanannya  di  atas  kaki  kirinya  dalam  posisi
           duduk  [posisi  istirahat].  Aku  berkata  kepadanya:  Wahai  Abu  Sa„id
           bukankah duduk dengan posisi seperti ini makruh? Beliau menjawab:
           Semoga Allah menghancurkan orang-orang Yahudi. Kemudian Abu
           Sa„id membacakan firman Allah:
                        َ َ َ ّ َ
                           ّ
                                                        ّ َ
                                               ْ َ َ َ ُ َ
                    ؿ   ى  ا    م ا   م   و ما   ًأ ت   خ ّ   ؾ ي   ف ا   م   هنُ   ب ا      مو    ى   عبمأو     ِ ثا   ىم   ؿلا ا    ٣ل   ى    ض     ز  ُ    و   ٣ل َ َ ْ َ ْ َ
                                   ِ ِ
                                                )    85  :١  ةعىؾ ( ب ْ  ْ ُ    م   ً     ل   ٛ   ى  ِ
           Dari ucapan beliau ini aku mengetahui apa yang beliau maksudkan,
           kemudian  aku  diam.  [Artinya  bahwa  pernyataan  Allah  duduk,
           istirahat,  meletakan  kaki  kanan  di  atas  kaki  kiri,  terlentang  dan
           berbagai sifat benda lainnya adah perkataan orang-orang Yahudi].
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99