Page 107 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 107
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 105
semua itu berbicara tentang orang-orang Yahudi, yaitu dari firman
Allah “Ya Bani Isra-iladz-kuru Ni’matiyallati…” (QS. al-Baqarah: 40)
hingga kepada firman Allah “Wa Idzibtala Ibrahima Rabbuh…” (QS.
al-Baqarah: 124), karena itulah penutup kisah tentang Bani Isra-il
yang diceritakan dalam ayat-ayat ini persis sesuai dengan permulaan
ayatnya, dengan demikian menjadi jelas bahwa yang dimaksud
dengan para penduduk al-Jahim (neraka yang paling dalam) yang
dibicarakan dalam ayat tersebut adalah orang-orang kafir dari ahli
kitab; sebagaimana penjelasan ini disebutkan dalam sebuah atsar
yang diriwayatkan oleh Abd ibn Humaid, al-Faryabi, Ibnu Jarir, dan
Ibnul Mundzir dalam kitab-kitab tafsir mereka, dari Mujahid (murid
Abdullah ibn Abbas), bahwa ia (Mujahid) berkata: “Dari permulaan
surat al-Baqarah; 4 ayat membicarakan sifat orang-orang mukmin, 13
ayat membicarakan sifat orang-orang munafik, dari ayat ke 40 hingga
120 membicarakan Bani Isra’il”. Riwayat pernyataan Mujahid ini
memiliki sanad sahih. Selain itu, hal lain yang juga menguatkan
pendapat ini ialah bahwa surat al-Baqarah ini adalah madaniyyah
[surat yang turun di Madinah], dan kebanyakan materi di dalamnya
adalah berbicara kepada orang-orang Yahudi. Termasuk hal lainnya,
yang juga menguatkan pendapat ini, adalah bahwa al-Jahim itu
sebagai nama bagi bagian yang paling dahsyat dari neraka;
sebagaimana pemahaman ini dapat dilihat dari segi bahasa dan
dengan dasar banyak atsar yang menyebutkan demikian; seperti
yangdiriwayatkanoleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Malik, tentang firman
Allah “Ash-hab al-Jahim” (QS. Al-Baqarah: 119), ia berkata: “al-Jahim
167
adalah bagian yang paling dahsyat dari neraka” .
Kemudian Ibnu Jarir dan Ibnul Mundzir meriwayatkan
dengan sanad sahih dari Ibnu Juraij tentang firman Allah “Laha
Sab’atu Abwab” (QS. Al-Hijr: 44), [Neraka memiliki tujuh pintu],
bahwa ia (Ibnu Juraij) berkata: “Yang pertama adalah Jahannam,
kemudian Lazha, kemudian al-Huthamah, kemudian as-Sa’ir,
kemudian Saqar, kemudian al-Jahim, kemudian al-Hawiyah”, lalu
167 Ibid, 2/ 226.

