Page 108 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 108

106  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

                                                                       168
            Ibnu  Juraij  mengatakan  bahwa  Abu  Jahl  berada  di  al-Jahim” .
            Dengan  demikian  al-Jahim  ini  hanya  sesuai  untuk  ditempati  oleh
            orang  yang  kekufuran-nya  sangat  besar,  intens  melakukan  dosa-
            dosa,  membangkang  keras  dakwah  Rasulullah,  merusak  dan
            mengingkari setelah ia mengetahui [kebenaran karena telah sampai
            dakwah kepadanya];  al-Jahim  ini  bukan  sebagai  tempat  bagi  orang
            yang  mungkin  akan  mendapatkan  keringanan  kalau  seandainya  ia
            memang bertempat di neraka.

                    Perhatikan,  tentang  Abu  Thalib  saja  ada  riwayat  yang
            menyebutkan bahwa  ia  mendapatkan keringan (sebagaimana  telah
            kita  jelaskan  di  atas);  bahwa  ia  sebagai  penduduk  neraka  yang
            diringankan  siksanya  hanya  karena  kekerabatannya  dengan
            Rasulullah dan telah berbuat baik kepadanya;  --padahal Abu Thalib
            ini  telah  mendapati  dakwah  Rasulullah  dan  dia  enggan  untuk
            menjawab dakwah tersebut, bahkan ia memilik umur yang panjang
            dalam  kufur-nya  tersebut--;  bila  demikian  maka  tentulah  kedua
            orang tua Rasulullah harus lebih tinggi kedudukannya dibanding Abu
            Thalib,  karena  keduanya  lebih  dekat  terhadap  Rasulullah,  lebih
            mencintai  Rasulullah,  lebih  bisa  diterima  alasan  untuk  diampuni
            baginya, dan lebih pendek umurnya [dibanding Abu Thalib]. Dengan
            demikian  sangat  tidak  mungkin  jika  kedua  orang  tua  Rasulullah
            ditempatkan  di neraka  pada  tingkatan  al-Jahim;  di mana keduanya
            mendapatkan  siksaan  yang  sangat  dahsyat  [bersama  para  pemuka
            kafir] di dalamnya, na’udzu billah, ini adalah pemahaman orang yang
            tidak memiliki nalar sehat.

                    Adapun  hadits  yang  menyebutkan  bahwa  Jibril  menepuk
            dada  Rasulullah,  sambil  berkata:  “Janganlah  engkau  memintakan
            ampunan  bagi  orang  yang  mati  dalam  keadaan  musyrik”;  ini
            diriwayatkan oleh al-Bazzar yang di dalam sanad-nya ada orang yang
            tidak  dikenal  (la  yu’raf).  Demikian  pula  dengan  hadits  yang
            meriwayatkan  tentang  turunnya  ayat  (QS.  Al-Baqarah:  119)  juga
            merupan hadits dla’if. Adapun yang ada dalam dua kitab Shahih; al-


                  168  al-Hawi Li al-Fatawi, 2/225, mengutip dari Tafsir ath-Thabari.
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113