Page 110 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 110

108  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            bahwa  keduanya  tetap  memgang  teguh  ajaran  nabi  Ibrahim  dan
            tidak berbuat syirik kepada Allah. Al-Hafizh Ibnul Jawzi dalam kitab
            at-Talqih,  menuliskan:  “Nama  orang-orang  yang  menolak
            menyembah berhala di zaman jahiliyyah; Abu Bakr ash-Shiddiq, Zaid
            ibn  Amr  ibn  Nufail,  Ubaidillah  ibn  Jahsy,  Utsman  ibn  al-Huwairits,
            Waraqah ibn Naufal, Rabab ibn al-Bara’, As’ad Abu Kuraib al-Himyari,
                                                           171
            Qas ibn Sa’idah al-Ayadi, dan Abu Qais ibn Sharmah” .
                    Di  dalam  banyak  riwayat  disebutkan  bahwa  Zaid  ibn  Amr,
            Waraqah,  dan  Qais  adalah  orang-orang  tetap  di  atas  ajaran
            hanafiyyah; mengesakan Allah di atas ajaran nabi Ibrahim. Ibnu Ishaq
            meriwayatkan, --dasar riwayat ini dalam kitab Shahih--, bahwa Asma’
            binti Abi Bakr ash-Shiddiq berkata: “Aku telah melihat Zaid ibn Amr
            ibn Nufail menyandarkan punggungnya ke dinding Ka’bah, ia berkata:
            “Wahai  orang-orang  Quraisy,  apakah  tidak  ada  seorang-pun  dari
            kalian yang tetap di atas ajaran Ibrahim selain diriku?!”. Kemudian ia
            berkata:  “Ya  Allah,  seandainya  aku  mengetahui  wajah  orang  yang
            paling engkau cintai maka pastilah ikut bersamanya menyembah-Mu,
                                                  172
            tetapi aku tidak tahu siapa orang tersebut” .
                    Al-Hafizh  as-Suyuthi  berkata:  “Ungkapan  Zaid  ibn  Amr  ini
            menguatkan  apa  yang  telah  kita  jelaskan  dalam  metode  bantahan
            pertama  bahwa  di  zaman  tersebut  tidak  lagi  terdapat  orang  yang
            benar-benar  sampai  kepadanya  dakwah  ajaran  nabi  Ibrahim,  tidak
            lagi ada orang yang mengetahui hakekat ajaran-ajaran yang dibawa
                                        173
            oleh nabi Ibrahim sebenarnya” .

                    Al-Hafizh  Abu  Nu’aim  dalam  kitab  Dala-il  an-Nubuwwah
            meriwayatkan,  dari  Amr  ibn  Abasah  as-Sulamiy,  bahwa  ia  (Amr)

                  171   Lihat  juga  penjelasan  al-Azraqi  dalam  Akhbar  Makkah,  1/116,  dengan
            sanad-nya  menuliskan  riwayat  bahwa  di  zaman  jahiliyyah  dahulu  ada  beberapa
            orang  yang  tetap  memegang    teguh  ajaran  nabi  Ibrahim,  mereka  tidak
            menyekutukan Allah.
                  172   Walaupun  riwayat  ini  diriwayatkan  oleh  Ibnu  Ishaq,  namun  as-Suyuthi
            menilai  bahwa  dasar  hadits  ini  benar  adanya  (sahih),  sebagaimana  diriwayatkan
            dalam banyak kitab.
                  173  Masalik al-Hunfa, as-Suyuthi, dalam al-Hawi Li al-Fatawi, 2/227
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115