Page 111 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 111

Membela Kedua Orang Tua Rasulullah  |  109
            berkata:  “Aku  membenci  tuhan-tuhan  kaum-ku  di  masa  jahiliyyah,
            aku  melihat  tuhan-tuhan  mereka  itu  adalah  sesuatu  yang  batil,
                                                            174
            mereka sebenarnya menyembah batu-batuan belaka” .
                    Al-Hafizh   al-Baihaqi   dan   Abu   Nu’aim,   keduanya
            meriwayatkan dalam kitab Dala-il an-Nubuwwah masing-masing, dari
            jalur  asy-Sya’bi,  dari  seorang  Syekh  dari  Juhainah,  menyebutkan
            bahwa  Umair  ibn  Habib  al-Juhani  tidak  pernah  berbuat  syirik
            [menyekutukan Allah] di masa jahiliyyah, ia melakukan ibadah shalat
            murni  bagi  Allah,  ia  hidup  panjang  hingga  beliau  mendapati  Islam
                               175
            (dakwah Rasulullah)” .
                    Imam  kaum  Ahlussunnah  Wal  Jama’ah,  Imam  kaum
            Asy’ariyyah;  yaitu  imam  Abul  Hasan  al-Asy’ari,  berkata:
            “Sesungguhnya  Abu  Bakr  ash-Shiddiq  senantiasa  beliau  berada
                                                                176
            “dalam pandangan yang diridlai” (ma zala bi ‘ain ar-ridla)” .
                    Para  ulama  berselisih  pendapat  dalam  memahamai
            perkataan imam Abul Hasan ini, apakah yang dimaksud dengan “ain
            ar-ridla”?  Sebagian  ulama  berpandapat  yang  dimaksud  oleh  imam
            agung tersebut adalah bahwa Abu Bakr ash-Shiddiq sebagai seorang
            mukmin sebelum diutusnya nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul.
            Pendapat  ulama  lainnya  mengatakan  yang  dimaksud  imam  Abul
            Hasan adalah bahwa Abu Bakr senatiasa berada dalam keadaan yang
            tidak  pernah  dimurkai  oleh  Allah,  karena  Allah  telah  menetapkan
            bagi-nya  bahwa  ia  akan  menjadi  seorang  yang  beriman  kepada
            Rasulullah,  dan  bahkan  akan  menjadi  orang  yang  terbaik  di  antara
            orang-orang baik”.
                    Imam  Taqiyyuddin  as-Subki  berkata:  “Jika  pemahamannya
            demikian  [bahwa  Abu  Bakr  akan  menjadi  mukmin  dan  sebagai
            sahabat nabi] maka berarti tidak ada bedanya dengan para sahabat


                  174  Ibid, mengutip dari Dala-il an-Nubuwwah, Abu Nu’aim.
                  175   Ibid,  mengutip  dari  Dala-il  an-Nubuwwah,  Abu  Nu’aim  dan  Dala-il  an-
            Nubuwwah, karya al-Baihaqi.
                  176  Ibid, 2/228
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116