Page 143 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 143
Membela Kedua Orang Tua Rasulullah | 141
mereka yang menyikiti Allah dan Rasul-Nya dilaknat mereka oleh
222
Allah di dunia dan di akhirat”. (QS. Al-Ahzab: 57) .
Al-Qadli al-Mufassir Abu Bakr ibn al-Arabi, salah seorang
imam terkemuka dalam madzhab Maliki, suatu ketika ditanya hukum
orang yang mengatakan bahwa kedua orang tua Rasulullah berada di
dalam neraka [bersama orang-orang kafir], maka beliau menjawab:
“Orang yang berkata demikian maka ia adalah orang terlaknat,
karena Allah berfirman: “Sesungguhnya mereka yang menyikiti Allah
dan Rasul-Nya dilaknat mereka oleh Allah di dunia dan di akhirat”
(QS. Al-Ahzab: 57). Dan tidak ada pekerjaan menyakiti terhadap
Rasulullah yang lebih buruk dari pada mengatakan bahwa kedua
223
orang tuanya berada di dalam neraka” .
Kemudian ada pula sebagian orang mengambil pendapat “ke
lima”; yaitu tawaqquf, [artinya tidak berpendapat secara pasti,
dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah]. Syekh Tajuddin al-
Fakihani dalam kitab karyanya bejudul al-Fajr al-Munir berkata:
“Allah lebih mengetahui tentang keadaan kedua orang tua
224
Rasulullah” .
Al-Baji dalam Syarh al-Muwath-tha’ berkata:
“Sebagian ulama berkata: Sesungguhnya Rasulullah tidak
boleh disakiti dengan pekerjaan yang mubah atau lainnya. Adapun
selain Rasulullah maka tidak masalah jika tersakiti dengan perkara
yang mubah, kita tidak dilarang melakukan perkara mubah semacam
itu, demikian pula yang melakukan perkara mubah semacam itu tidak
berdosa walaupun umpama karenanya ada orang lain tersakiti.
Pemahaman ini sebagaimana tersirat dalam hadits nabi: “Seandainya
Ali ibn Abi Thalib ingin menikahi putri Abu Jahl [padahal Ali telah
beristerikan Fatimah]; sesungguhnya Fatimah adalah bagian dari
diriku, dan sesungguhnya aku tidak mengharamkan perkara yang
telah dihalalkan oleh Allah, tetapi demi Allah tidak akan berkumpul
putri Rasulullah dengan putri musuh Allah di bawah seorang laki-laki
222 al-Hawi Li al-Fatawi, as-Suyuthi, j. 2, h. 327 mengutip dari Ar-Rawdl al-
Unuf, as-Suhaili.
223 Ibid, megutip dari Tafsir al-Qur’an, Abu Bakr Ibnul Arabi.
224 Ibid, megutip dari al-Fajr al-Munir, al-Fakihani.