Page 140 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 140

138  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

                    Al-Hafizh  Fat-huddin  Ibn  Sayyidin-Nas  dalam  kitab  Sirah
            karyanya,  dalam  mengkisahkan  peristiwa kehidupan kembali  kedua
            orang tua Rasulullah, beliau berkata:
                    “Telah diriwayatkan bahwa Abdullah ibn Abdil Muth-thalib;
            ayahanda  Rasulullah,  dan  Aminah  binti  Wahb;  Ibunda  Rasulullah
            keduanya  telah  masuk  Islam,  Allah  telah  menghidupkan  kembali
            keduanya.  Demikian  pula  telah  diriwayatkan  tentang  Abdul  Muth-
            thalib; kakek Rasulullah bahwa ia telah masuk Islam. Benar riwayat
            ini secara zahir bertentangan dengan hadits riwayat Ahmad dari Abu
            Razin  al-Uqaili.  Sebagian  ulama  menyebutkan  dalam  menyatukan
            pemahaman  riwayat-riwayat  ini,  yang  kesimpulannya;  bahwa
            Rasulullah  senantiasa  naik  dalam  tingkatan-tingkatan  (maqamat)
            yang tinggi, beliau terus naik dalam tingkatan tersebut, hingga ruh
            suci beliau diangkat oleh Allah (artinya; wafat) dan ditempatkan oleh-
            Nya  pada  tempat  yang  mulia.  Maka  termasuk  dari  perkara  yang
            dapat  diterima  oleh  akal,  --dan  juga  merupakan  pemuliaan  Allah
            terhadap  Rasulullah  pada  tingkatan  ini--  bahwa  kadua  orang  tua
            Rasulullah  dihidupkan  kembali  dan  kemudian  keduanya  beriman.
            Dan tentunya peristiwa kehidupan kembali ini terjadi setelah adanya
            riwayat-riwayat yang mengatakan larangan istighfar di atas. Dengan
                                                                218
            demikian hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan” .
                    Dalam  menjelaskan  pemahaman  ini  ada  sebagian  ulama
            membuat untaian bait sya’ir setelah menceritakan kisah Halimah as-
            Sa’diyyah  yang  datang  kepada  Rasulullah  dan  disambutan  hangat
            olehnya:














                  218   Nasyr  al-‘Alamain,  as-Suyuthi,  h.  10,  mengutip  dari  as-Sirah  an-
            Nabawiyyah karya Ibn Sayyidin-Nas
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145