Page 222 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 222

220  |  Membela Kedua Orang Tua Rasulullah

            Miqyas,  beliau  tidak  pernah  meninggalkan  tempat  tersebut  hingga
            beliau wafat. Beliau tidak pernah membuka “pintu” rumahnya yang
            berada  di  wilayah  bantaran  sungai  Nil  itu  bagi  para  penduduk  di
            wilayah  tersebut,  padahal  ada  banyak  para  penguasa  dan  orang-
            orang terhormat yang datang berkunjung ke tempat beliau, mereka
            menawarkan berbagai hadiah dari harta dunia yang sangat berharga
            kepadanya, namun beliau tidak menerima itu semua sedikitpun.
                    Suatu ketika beliau dihadiahi oleh seorang penguasa seorang
            budak  (hamba  sahaya)  dan  uang  sebesar  1000  dinar;  maka  beliau
            menolak  uang  tersebut  dan  hanya  mengambil  budak  saja.  Tapi
            ternyata  budak  tersebut  beliau  merdekakan  pula  dan  dijadikannya
            sebagai khadim (pelayan) di makam Rasulullah. Pernah pula kepada
            salah  seorang  utusan  raja  yang  hendak  memberikan  hadiah
            berlimpah  kepadanya,  beliau  berkata:  “Jangan  engkau  pernah
            kembali  lagi  ke  sini  dengan  membawa  hadiah,  sesungguhnya  Allah
            telah  menjadikan  kami  tidak  lagi  membutuhkan  kepada  perkara
            semacam  itu”.  Tidak  terhitung,  sudah  berulangkali  penguasa  (raja)
            saat  itu  meminta  beliau  untuk  datang  ke  istana,  namun  sekalipun
            beliau  tidak  pernah  mau  datang.  Seringkali  as-Suyuthi  melihat
            Rasulullah dalam tidurnya, beliau bertanya langsung kepada baginda
            nabi  perihal  berbagai  hadits  dengan  kualitas-kualitasnya,  dan
            Rasulullah  selalu  berkata  kepadanya:  “Bawalah  kemari  hadits-
            haditsmu  wahai  Syaikh  as-Sunnah…!”,  atau  terkadang  Rasulullah
            berkata kepadanya: “Bawalah kemari hadits-haditsmu wahai Syaikh
            al-Hadits…!”.
                    Syekh Abdul Qadir asy-Syadzili dalam kitab tentang biografi
            as-Suyuthi  menyebutkan  bahwa  suatu  ketika  as-Suyuthi  berkata:
            “Aku bertemu dengan Rasulullah dalam keadaan jaga [bukan mimpi],
            dan Rasulullah berkata kepadaku: “Wahai Syaikh al-Hadits…”, maka
            aku  berkata  kepada  baginda  Rasul:  “Wahai  Rasulullah,  apakah  aku
            termasuk  penduduk  surga?”,  Rasulullah  menjawab:  “Iya,  engkau
            adalah penduduk surga”, aku bertanya: “Adakah aku masuk ke surga
            tanpa disiksa terlebih dahulu?”, Rasulullah menjawab: “Iya, engkau
            masuk surga tanpa disiksa terlebih dahulu”. Syekh Abdul Qadir asy-
            Syadzili sendiri pernah bertanya kepada as-Suyuthi: “Berapa kali tuan
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227