Page 44 - Kedua-Orang-Tua-Rasulullah-Penduduk-Surga-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-242-Hal-dikompresi-1
P. 44
42 | Membela Kedua Orang Tua Rasulullah
“Bila datang hari kiamat maka aku akan memberikan syafa’at bagi
ayahku dan ibuku, pamanku; Abu Thalib, dan seorang saudaraku
51
yang dahulu ia di masa Jahiliyyah” . Hadits ini diriwayatkan pula
oleh al-Hafizh Muhibbudin ath-Tahabari dalam kitab Dakha-ir al-
‘Uqba , --seorang hafizh; ahli hadits terkemuka, dan seorang ahli fiqh
terdepan--, beliau berkata: “Jika telah benar adanya hadits ini (tsabit)
maka khusus terkait Abu Thalib ia harus dipahami dengan takwil
(mu’awwal; yaitu bahwa siksaannya di neraka diringankan), --kecuali
yang tiga orang; ayahanda Rasulullah, ibundanya, dan saudaranya
yang dahulu di masa jahiliyyah [yaitu saudara sesusuannya]--, oleh
karena Abu Thalib telah mendapati masa kenabian tetapi dia tidak
mau masuk Islam, adapun yang tiga orang semuanya meninggal pada
52
masa fatrah” .
Hadits ke empat ini memiliki jalur sanad dari riwayat lain,
namun ia lebih lemah (adl’af); yaitu hadits dari jalur dari sahabat
Abdullah ibn Abbas, diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Nu’aim dan
lainnya. Dalam riwayat ini lebih jelas disebutkan bahwa yang
dimaksud saudara Rasulullah di masa jahiliyyah dahulu adalah
53
saudara sesusuannya .
Semua hadits yang kita sebutkan di atas saling menguatkan
satu atas lainnya, karena hadits dla’if itu menjadi kuat bila
diriwayatkan dengan jalur yang banyak. Terlebih lagi hadits yang
diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn Mas’ud yang kita sebutkan di
atas; adalah hadits yang telah disahihkan oleh al-Hakim dalam al-
Mustadrak.
Selain itu semua, di antara hadits lainnya yang mendukung
pendapat kita ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abid-Dunya, berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami al-Qasim
ibn Hasyim as-Simsar, berkata: telah mengkhabarkan kepada
kami Muqatil ibn Sulaiman ar-Ramli dari Abu Ma’syar dari Abu
51 Dakha-ir al-‘Uqba, Muhibbuddin ath-Tahabari, h. 30.
52 Ibid, Muhibbuddin ath-Tahabari, h. 30. Lihat pula Shahih Muslim, hadits
209.
53 al-Hawi Li al-Fatawi, as-Suyuthi, 2/206, mengutip dari Hilyah al-Awliya Fi
Thabaqat al-Ash-fiya, Abu Nu’aim.