Page 20 - seni teater_BG_KLS_I_Rev
P. 20
apabila ada peserta didik yang belum memiliki kemampuan fondasi yang optimal.
Dengan demikian, satuan pendidikan dapat melanjutkan pembinaan kemampuan
fondasi (yang seharusnya terjadi di PAUD) dengan tetap mengikuti struktur mata
pelajaran yang digunakan di SD/MI.
Bagaimana Menerapkan Asesmen Awal?
Dalam menerapkan asesmen awal, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh
guru SD/ MI kelas awal, yaitu sebagai berikut.
1. Berpusat pada Peserta Didik dan Menyenangkan
Asesmen awal dilakukan melalui kegiatan yang menarik minat peserta didik,
misalnya melalui permainan, pembuatan hasil karya, mengeksplorasi lingkungan
sekitar, dan berbagai kegiatan lainnya. Dengan demikian, teknik asesmen yang
dapat digunakan guru dalam mengumpulkan data peserta didik adalah observasi
dan penilaian kinerja.
Asesmen awal tidak boleh menggunakan kegiatan yang bersifat pengujian
(testing), seperti memanggil anak satu per satu untuk melakukan suatu kegiatan
dan menginstruksikan anak untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam batas
waktu tertentu.
Alasan testing perlu dihindari, yaitu sebagai berikut.
a. Tes umumnya mensyaratkan peserta didik harus sudah mampu baca tulis
sebelumnya.
b. Tes berpotensi menimbulkan stres bagi peserta didik karena merasa sedang
diuji dan berpotensi menimbulkan pemaknaan terhadap belajar yang kurang
positif.
c. Hasil tes umumnya berbentuk angka saja tanpa deskriptif sehingga kurang
memberi informasi untuk merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Padahal, hasil asesmen awal seharusnya membantu guru untuk lebih mengenal
peserta didiknya sehingga dapat membantu menguatkan kemampuan fondasi
mereka.
2. Sederhana dan realistis
Kegiatan asesmen awal tidak menjadi tambahan pekerjaan yang membebani
guru kelas. Asesmen awal dapat dilakukan sebagai kegiatan yang tidak terpisah
dari kegiatan pembelajaran sehingga tidak perlu menyediakan waktu tambahan
secara khusus.
8 8 Panduan Guru Seni Teater untuk SD/MI Kelas I (Edisi Revisi)