Page 25 - seni teater_BG_KLS_I_Rev
P. 25
1. Asesmen awal tidak harus merekam informasi setiap anak pada saat yang
bersamaan. Pencatatan informasi dapat dilakukan untuk sekelompok anak dalam
kelas.
2. Satu kegiatan dapat digunakan untuk mengamati beberapa kemampuan fondasi.
3. Pelaksanaan asesmen awal dapat dilakukan lebih dari 1 hari.
Sahabat Guru dapat membaca lebih detail pada sumber berikut.
Fitria P. Anggriani, dkk. Pedoman Umum Penyelenggaraan Gerakan Transisi PAUD ke
SD yang Menyenangkan. Jakarta: Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, 2023.
4. KaØaröeØièöir Maöa PexajaØa
Buku Panduan Guru Seni Teater ini bertujuan untuk membantu Sahabat Guru dalam
mengajarkan Seni Teater kepada anak didik. Melalui buku ini, diharapkan peserta didik
mampu merespons dan meniru gerak tubuh dan suara untuk mengomunikasikan
tokoh sehingga tumbuh rasa empati terhadap
peran yang dibawakan. Selain itu, peserta didik diharapkan mampu mengeksplorasi
tata artistik panggung dan dapat memainkan peran yang didasari dari pengamatan
lingkungan sekitar.
Karakteristik pendidikan Seni Teater di Fase A adalah memberikan ruang
kreativitas bagi peserta didik untuk dapat mengenal, memahami, mengolah, dan
mengekspresikan emosi melalui tubuh serta suara pada kegiatan bermain. Bermain
peran, warming up, bermain tablo, dan pantomim (gerak imajinasi) berfokus untuk
melatih rasa percaya diri saat tampil di depan orang lain, membangun karakter diri
sendiri, dan memahami karakter orang lain.
B. CaÍaia PebexajaØa
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada akhir setiap fase. Fase A yang terdiri dari kelas I dan kelas II
merupakan fase persiapan. Pada akhir Capaian Pembelajaran Fase A, peserta didik
dapat merespons dan meniru gerak tubuh dan suara untuk mengomunikasikan
tokoh lain atau perilaku objek sekitar (mimesis)
3
1
Panduan Umum 13