Page 21 - Hukum Persaingan Usaha Indonesia
P. 21
Pada prinsipnya, kondisi persaingan sehat yang sempurna haruslah
memiliki empat kondisi, yaitu 1) keseimbangan antara penjual dan
pembeli, 2) adanya kebebasan untuk masuk atau keluar pasar, 3) semua
penjual atau pembeli memiliki informasi tentang harga, kualitas barang,
dan aspek-aspek lain, serta 4) ada suatu standardisasi pada barang yang
dijual oleh penjual. Dalam kenyataannya, persaingan sempurna yang
dimaksudkan oleh Stephen V. Marks jarang terwujud, karena sering
terjadi informasi yang tidak sempurna atau lengkap, aspek produk
dapat berubah dari satu penjual ke penjual lain, dan sebagainya. Lebih
lanjut, Stephen V. Marks menjelaskan bahwa competition is good, apabila:
1. competition forces suppliers to bring their cost down,
2. competition encourages suppliers to provide popular product varieties,
3. competition encourages suppliers to develop new products,
4. competition encourages suppliers to provide better service to their
customers,
5. the consumer is the winner in an economy in which competition
flourishes.
Namun, dalam kenyataannya, efisiensi alokasi sumber daya hanya
akan tercapai dalam persaingan sempurna jika tidak terdapat kendala
dalam pasar. Beberapa kendala tersebut, misalnya:
1. terbatasnya kebebasan ekonomi di dalam negeri atau hambatan
dalam perdagangan internasional yang menghambat persaingan;
atau
2. intervensi pemerintah yang bersifat merugikan atau menciptakan
distorsi pasar.
Agar terciptanya persaingan sempurna sebagaimana dimaksudkan
di atas, diperlukan hukum yang mengatur kegiatan bisnis tersebut.
Hukum yang mengatur tersebut adalah hukum persaingan. Hukum
persaingan adalah seperangkat aturan yang mengatur cara bersaing
dengan sehat dalam kegiatan bisnis. Karena, pada asasnya, pihak-pihak
yang mengadakan kegiatan bisnis sama-sama berkeinginan mendapat
Bab 2 Politik Hukum Persaingan Usaha 9

