Page 105 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 105
Mungkin telah ganti bulan. Orang-orang sudah tak peduli,
dan mungkin saja melupakannya. Tarman Blawong tetap
saja menggali.
Kuburan itu kini ramai jadi objek wisata. Banyak orang
datang untuk berswafoto di lokasi penggalian. Instagram-
able, kata mereka. Banyak angkringan, parkir motor, mobil,
pedagang asongan, bahkan tersedia kaos souvenir bersablon
batu nisan atau wajah Tarman, sang idola. Semua laris. Bah-
kan untuk model gambar atawa disain tertentu mereka harus
inden. Tempat wingit itu kini jadi hiruk pikuk. Kadang-
kadang ada pertunjukan dangdutnya pula. Warung-warung
kopi remang-remang juga berdiri di sana sini. Sementara
itu, dalam tanah, Tarman masih saja menggali terowongan.
Menggali dan terus menggali. Mungkin hampir sampai kerak
bumi, dan tak ada yang tahu entah kapan dia akan kembali.
Tokyo, 20 Desember 2020
87

