Page 117 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 117
Dengan cekatan, laki-laki itu menggambar sepasang
sayap pada lengan baju hazmat dokter tersebut.
“Aku yakin, suatu kali, kau akan datang padaku lagi, dan
kita akan terbang bersama, seperti kupu-kupu, atau burung,
atau kuda sembrani.”
Dokter perempuan itu berlalu. Dokter lain datang. La-
ki-laki itu rapid test, dan disarankan untuk segera swab test.
Laki-laki itu sempat menggambar sepasang sayap di
meja. Tentu, dengan menggunakan spidol Snowman yang
tinggal terbaca “-wman” itu. Hanya saja tulisan di bawah
sepasang sayap itu berbeda sekarang. Ia menuliskan: “Aku
menemukan orang yang mau aku ajak terbang!”
Dua minggu kemudian, situasi sangat berubah. Empat
puluh karyawan pabrik sarung tangan golf itu meninggal
karena virus. Pabrik itu disulap pemerintah menjadi rumah
sakit darurat penanganan virus. Di sebuah lahan parkir ter-
tutup yang lapang, kasur-kasur dijejer, untuk menangani
pasien. Ada lima puluh kasur lebih.
Sementara negara-negara di dunia sedang sibuk me-
nutup akses. China lockdown, Italia lockdown, Spanyol lock-
down, dan disusul negara lain. Hanya Amerika yang belum
lockdown.
Di sini, di pabrik sarung tangan golf ini, semua beru-
bah. Hanya pamflet dari kertas ivory, dengan ukuran A3
(42×29,7 cm), bertuliskan: “Pada hari kerja, buruh tidak
boleh menjalin cinta”, yang tidak berubah. Pamflet itu masih
menempel di dinding.
Laki-laki itu terbaring persis bersitatap dengan pamflet.
99

