Page 45 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 45

“Loh, bapak kan memang Robin Hood. Sudah pernah
               liat filmnya?” kamu coba mengalihkan.
                   Anakmu mengangguk. “Bapakku pahlawan, dong?”
                   “Jadi Hasan baru tahu kalau bapak pahlawan?” kamu
               tersenyum kepadanya.
                   “Hasan juga pahlawan, nenek yang belikan seragamnya.
               Batman!”
                   “Bagus, itu. Nanti kita bisa kerjasama menumpas ke-
               jahatan.”
                   “Tapi Hasan sebel, si Roni ngata-ngatain Hasan anak
               begal terus.”
                   Kamu pandangi wajahnya yang polos, lalu kamu usap
               kepalanya, “Nggak apa-apa. Sabar ya, Nak,” tak terasa air-
               matamu menetes. Ada rasa sakit menusuk ulu hatimu dalam
               sekali. Rasanya kamu ingin membunuh polisi yang menyiksa
               dan memaksamu mengakui bahwa kamu yang telah meram-
               pas HP dan uang korban di bawah jembatan Kretek. Kamu
               berkali-kali bersumpah bahwa tujuh turunan polisi itu akan
               selalu mengalami petaka yang mengerikan.
                   Empat hari setelah keluar dari penjara, sesuai dugaan-
               mu, kampung sebelah ada yang kemalingan. Pencurinya lo-
               los dari kepungan warga. Katanya ia terjun ke sungai kemu-
               dian menghilang. Tapi kamu bisa pastikan, dalam waktu
               tiga hari maling itu sudah tertangkap, dan, kamu berharap
               semoga tidak salah tangkap.
                   Ketika warga kampungmu membicarakan maling itu,
               seolah-olah mereka sedang membicarakanmu, meskipun
               kamu sadar mereka tidak sedang membicarakanmu sama


                                       27
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50