Page 54 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 54
untuk menjalani hidup napas sudah ngos-ngosan.
Tapi Tuhan selalu memberikan hal-hal baik, kalau ti-
dak pantas disebut keberuntungan, di tengah labirin masa-
lah-masalah kehidupan. Itulah alasan Karno ke Kasongan.
Bapaknya kebanjiran pesanan padasan, genthong, dan pot
bunga. Bakat dan keterampilan Karno menyentuh tanah
kembali dibutuhkan. Setelah menikah, ia pikir bahwa ge-
rabah yang makin hari makin sepi peminat tak cukup un-tuk
menghidupi rumah tangga barunya. Itulah sebabnya ia sempat
bekerja di rumah makan, karena jelas bahwa setiap orang
butuh makan. Tapi di tengah wabah ini situasi berbalik. Budaya
membersihkan diri yang dulu dilakoni nenek moyang kembali
dianjurkan, bahkan diwajibkan. Se-perti potret rumah-rumah
di desa, di lereng merapi, atau rumah orang-orang terdahulu, di
halaman senantiasa ada genthong atau padasan untuk mencuci
tangan atau bahkan dipersilakan diambil seteguk dua teguk
bagi siapa pun yang lewat dan kehausan.
Roda akan selalu berputar. Demikian pula zaman yang
riuh rendah ini, mengembalikan yang pernah terjadi, meski
tidak sepenuhnya.
Kita juga menyaksikan orang-orang kembali berdiam di
rumah. Mereka kembali kepada alam. Ada yang memelihara
binatang, ada pula yang bercocok tanam. Di kota yang nyaris
tak ada lahan, orang-orang memilih memelihara burung
atau ikan, atau menanam tanaman hias di pot untuk mem-
percantik halaman.
Karno mensyukuri kebiasaan baru masyarakat. Ia juga
mensyukuri bahwa hal ini akan jadi rezeki bagi keluarganya
36

