Page 55 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 55
yang selama ini setia menekuni kerajinan dari tanah yang
liat.
Sesampai di Kasongan, Karno tidak menemukan orang-
orang yang biasanya disibukkan oleh berbagai pekerjaan
mulai dari menurunkan tanah hingga memuat genthong,
padasan, kendhi, juga pot bunga. Karno langsung menuju
gundukan tanah liat yang biasanya digunakan untuk mem-
buat gerabah. Ia ambil segenggam dan memasukkannya ke
dalam kantong plastik sesuai permintaan sang istri sesaat
sebelum ia berangkat.
“Mas, kalau pulang bawakan aku segenggam tanah liat
ya!” pinta Siti.
“Ya,” jawab Karno singkat.
“Demi anak kita,” Siti mempertegas.
***
Belum sempat masuk rumah orang tuanya, Ngabdul,
salah satu tetangga yang biasa ikut bekerja membuat gerabah
dengan bapaknya melihat kedatangan Karno dan meng-
hampirinya.
“Bapak dan ibumu diisolasi mandiri. Kemarin bapakmu
bertemu Pak Dukuh saat rapat di kelurahan. Tadi pagi Pak
Dukuh dinyatakan postif korona. Orang-orang yang sempat
bertemu dengannya harus dicek dan dikarantina. Kita masih
menunggu hasil tes kedua orang tuamu.”
“Kok kamu baru ngabari to, Dul,”
“Tadi pagi baru ada kabar. Aku telpon, tapi tidak kamu
angkat.”
37

