Page 53 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 53

“Tapi, Siti sedang mengandung. Tak lama lagi babaran.
               Sementara kita tidak tahu kapan wabah ini berakhir. Kapan
               anak saya lahir sudah pasti perhitungannya, tapi kapan wak-
               tu wabah ini sirna tidak ada yang tahu. Sedangkan untuk
               persalinan dibutuhkan biaya.”
                   “Terus terang, saya tidak bisa memberi keputusan. Yang
               jelas, biarkan Siti di sini.”
                   “Terima kasih, Pak. Pagi ini saya pamit. Saya sudah
               rembugan dengan Siti. Pada prinsipnya ia tidak keberatan
               saya tinggalkan untuk sementara waktu.”
                   “Berhati-hatilah, karena mungkin saja kamu bisa ter-
               sandung di tempat yang datar atau terbentur oleh langit,
               benar belum tentu tepat, baik bisa saja terbalik.”
                                       ***


               Negara tidak pernah hadir. Jika pun hadir, negara hanya
               akan bikin kisruh. Bukan membantu menyelesaikan masalah
               rakyatnya, malah membikin masalah baru. Pemerintah sela-
               lu saja gampang kaget dan gagap menanggapi persoalan.
               Ujung-ujungnya cari untung. Hal-hal yang dikerjakan
               senantiasa tidak tepat sasaran. Sudah jelas virus itu menye-
               rang orang-orang yang imun di tubuhnya lemah, tapi tak
               ada program imunisasi sama sekali. Bahkan pemerintah
               tak menyiapkan penanganan dampak psikologis yang
               ancamannya sudah di depan mata.
                   Itu yang dipikirkan Karno selama perjalanan dari
               Cangkringan ke Kasongan. Hal itu mungkin juga dipikiran
               oleh orang lain. Di masa sekarang ini, tidak ada wabah saja


                                       35
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58