Page 117 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 117
dan meninggalkan bekas di bibir yang merah membasah.
Seperti itu pula kenangan yang terus menari-nari dipikiranku,
sebentar-sebentar datang dengan berbagai bayangan, tiada
henti tak pernah bosan ia berlaku demikian. Kembali
bayangan itu datang, tepat satu tahun kematian Sintia.
"Pada yang sebenarnya, dari awal hingga akhirku
adalah cinta kepadamu Rin, sungguh aku sayang
kepadamu. Kau mau menjadi kekasihku?" Aku tak pernah
menyangka, pada akhirnya seorang lelaki yang kukagumi
menyatakan cintanya kepadaku.
Aku tak bisa berkata-kata untuk menjawabnya, hanya
kuanggukkan kecil kepalaku menyembunyikan senyuman
bahagia yang aku rasakan. Diraihlah tubuh kecilku dalam
dekap tubuhnya yang tinggi besar, lama aku dalam
dekapnya yang erat membuatku sedikit sesak bernafas.
Sejak saat itu aku resmi mendapatkannya -seorang lelaki
yang kukagumi- menjadi kekasihku.
Hanya butuh dua bulan saja semua bagian tubuhku
telah dicecap olehnya, dijamah dan bodohnya aku, mengapa
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
117

