Page 122 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 122
menggemaskan. Semenjak kecil ia mengidap suatu penyakit
yang membuatnya sering berhalusinasi, tak bisa ia bedakan
antara kenyataan dan mimpi, sehingga dalam kamus
hidupnya, ia selalu percaya akan ketiadaannya
kemustahilan, untuk melatih rasa kayakinannya, setiap hari
ia akan mempercayai tujuh hal mustahil menjadi nyata. Satu
lagi, ia keras kepala. Ia mempunyai teman yang juga aneh,
seekor kucing persia yang bisa menghilang dan terbang
melayang-layang, dengan seringai senyuman yang begitu
menawan-menakutkan, untung saja kucing itu tidak
diajaknya kali ini.
"Sudahlah, sini aku bantu kasihkan komentar!"
Tawarnya, tiba-tiba saja dia sudah berada di sampingku lagi,
dengan membawa segelas air berwarna putih kental.
"Bisa tidak kalau sesekali tidak membuatku
terkejut?!!!" Sentakku yang memang kaget, tetapi dengan
wajah innocent-nya ia hanya tersenyum, aku akui memang
setiap senyumnya selalu menyiram api kekesalanku.
“Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ
122

