Page 127 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 127

"Hehe" Dia malah hanya tersenyum, dasar, pasti ada
           maunya nih. "Oh ya, ngomong-ngomong, kamu tadi bahas
           pacar kamu kan? Ada masalah sama dia? Masalah apa?".

                  "Iya,  semua  itu  gara-gara  kamu,  kemarin  kau
           merasuki  jiwaku,  hingga  kau  tuliskan  kata-kata  dalam
           #CatatanJuly-ku,  'Aku  mencintaimu  semenjak  lama,
           semenjak bertemunya sperma Ayahmu dengan indung telur
           Ibumu', beberapa kalimat yang njlimet seperti itu, jelas saja
           ia tersinggung."

                  "Haha,  itu  kan  hanya  kata-kata  dalam  bait  sastra,
           kenapa ia telan dengan mentah-mentah saja? Harusnya kau
           bisa menjelaskan kepadanya!”

                  "Aku tidak bisa."
                  "Emmm, kalau begitu buatkan saja dia kata-kata, lalu
           kembali kau katakan padanya, pada yang sebenarnya kau
           telah  mencintainya  semenjak  lama,  semenjak  Adam
           bertemu hawa, atau semenjak tulang cintanya belum terbagi
           jadi dua."

                  Aku hanya diam.

                  "Atau  kalau  tidak  katakan  padanya  begini!  Eghm
           eghm  eghm..."  Ia  mencoba  mengubah  nada  suaranya,
           dibuat lebih banyak terisi nada bass, berat tetapi tetap saja
           cemprengnya       terdengar.     "Semenjak      aku    bertemu
           denganmu, setiap saat waktuku terbagi menjadi dua, yaitu
           untuk kamu... Dan rindu."

                  "Hahaha." Tanggapku hanya tertawa.






           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                           127
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132