Page 42 - _Manusia_dan_Sastra_Fix-Antologi_Cerpen
P. 42

sedikitpun  bersuara,  penjaga  itu  berupa  raksasa  buta
           dengan  membawa  senjata  gada,  sedang  lemas  tertidur
           tanpa dengkur, tak seperti biasanya, yang selalu waspada,
           siap siaga, berjaga-jaga.

                  Kokok  ayam  melengking  seirama  senyum  fajar
           menyungging. Sang Maharaja Buta membuka kedua mata,
           semua selir rupawan juga terbangun menyiapkan makanan
           untuk  nanti  sarapan.  Sedangkan  Putri  Nareswari  dari
           kalangan  bangsa  peri  berwajah  bidadari,  masih  ditahan
           dalam  kurungan  sangkar  emas  dengan  wajah  bersendu
           memelas, ia sudah terjaga beberapa waktu lalu. Sebenarnya
           ia  tidak  tidur, masih  terbayang  wajah  kekasih  pelipur lara,
           yang tak tahu bahwa ia diculik oleh Rahwana, dibawa kabur,
           mau dijadikan wanita penghibur.
                  "Selamat  pagi  cantik!  Lelapkah  istirahatmu  malam
           ini?" Rahwana berjalan mendekat tanpa busana.

                  "Siapa kamu?" Putri terkaget melihat sosok baru.

                  "Lho sayang, kau tak mengenaliku? Akulah Rahwana,
           raja dari segala raja raksasa! Hahaha."

                  Menggelegar suaranya menggaung di seluruh kamar
           istana.  "Janganlah  kamu  berpura  amnesia,  aku  yang
           kemarin menculikmu di hutan rimba. Hahaha."

                  "Bukan!  Itu  bukan  kamu!  Kamu  bukan  Rahwana!
           Kamu  yang  berpura-pura!"  Bantah  Putri  yang  memang
           melihat  sosok  di  depannya  tidaklah  sama  dengan  yang
           kemarin melarikannya.

                  "Hohoho. Aku tahu ini hanya muslihatmu, supaya aku
           menyangka  kau  telah  gila  dan  aku  akan  segera


           “Manusia dan Sastra” Antologi Cerpen Teater Getir UNSIQ

                                                                            42
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47