Page 112 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 112

101



        manusia, kamu juga manusia. Manusia isejati biasanya ^lalu
        arif dalain Tnemabami manusia lain, ftenek akan^babagja-se-
        kali skalaii kamu sudah Ibisa  memahami fnaksud ayahmu.
        Percayalah, dia tidak akan melupakan kamu dan adlkmu,"
        tutur nenek iembut.
              Aku tatap iekat-iekat sepasang telaga teduh di balik
        keriput wajahnya; telaga yang dulu membadai garang, ke-
        tika  Ibuku  meninggal saat melahlrkan adikku. Aku masih
        sering teringat harl Itu. Setelah badal itu reda, nenek me-
        nyuruhku mengambll kertas dan menulis Halimah sebesar
        mungkin di sana.
             "Nama adikmu Haiimah," ucapnya.
             Di  kemudlan hari  baru aku tahu  kajau  Halimah  itu
        adalah kependekan dari Hari Aku Lahir Ibuku Meninggal Aku
        Hidup. Ah, Nenek. Begitu jujur ia memaknai hidupnya. Kepe-
        dihan pun diabadikannya.
             "Kejujuran itu  indah, Cucuku," jawabnya pula ketika
        kutanya.
             Sayangnya, nenek tidak mungkin lagi bisa  menemani
        aku dan adikku, Halimah, mengajarkan kepekaan sebagai
        manusia. Saat Halimah berumur tiga tahun, nenek menyusul
        ibu ke alam baka. Ia pergi membawa cerita yang belum lagi
        usai.
             Sejak itu, setelah nenek pergi menagih janji dengan-
        Nya; ayahku benar-benar menikah lagi. Lalu, sejak tinggal di
        negara tetangga bersama istri barunya ia mulai inelupakan
       aku dan Halimah. Menurut kabar angin yang kuperoleh, istri
       ayah, ibu tiriku itu, mempunyai restoran di sana. Ya sejak
       aku benar-benar lelah dibelit, dirantai, digulung, dan kemu-
       dian ditarik-tarik oleh ketidakmengertianku memikul hidup,
       diam-diam aku sering  mangambil pena dan kertas, lalu
       menggores apa saja untuk menumpahkan keluh kesahku.
       Semakin hari aku semakin senang menggores-gores. Di ma-
       na saja. Aku tergoda oleh sikap nenek dalam menghadapi
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117