Page 128 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 128
117
goreskan hidung lancipnya ke dinding kerongkonganku.
Srekk! aku memejamkan mata, rasanya sakit sekali. Tubuh-
ku lemas dan keseimbanganku runtuh. Aku duduk berjong-
kok dan dari mulutku keluar suara mengerang yang meng-
ibakan.
Kini ia terbang ke lambungku dan aku merasakannya
bergerak-gerak, berputar-putar, seperti orang tersesat. Di
saat yang hampir bersamaan kurasakan geli di bagian perut-
ku dan tanganku tak mampu untuk menggaruknya. Nyamuk
itu terbang membabi buta.
"Arrgh!" aku mengerang keras. Kurasakan bagian tu-
buhku ditusuk dari dalam dan pasti nyamuk itu tengah
menghisap darahku. Tidak ada yang dapat kulakukan. Aku
tak dapat menepuk tanganku dan menggencetnya karena ia
ada di dalam sana. Aku akan melukai diriku sendiri bila
mencoba membunuhnya. Aku mengerak-gerakkan badanku
seperti orang yang kesetanan. Rasanya sakit sekali! Kupu-
kul-pukulkan kepalan tanganku ke lantai.
Aku bisa mendengarnya, nyamuk itu tertawa keras se
kali. Tawa penuh kemenangan. Ia pasti tengah berpesta po-
ra di sana dan tidak ada satu pun yang dapat menggang-
gunya. Kumasukkan jari telunjukku ke pangkal mulut dan
aku berusaha untuk memuntahkannya, tapi yang keluar ha-
nya angin kosong.
Aku merasakan tubuh nyamuk semakin gemuk setelah
banyak menghisap darahku, sesuatu yang berat kutanggung
dalam lambungku. Sebaliknya, tubuhku bertambah pucat
seperti kehabisan darah dan kepalaku berkunang-kunang.
Aku harus melakukan sesuatu!
Nekat aku meraih gayung berisi air dan meneguknya.
Meski aku tak yakin karena nyamuk itu bisa berkelit dari
siraman air mati. Setelah air itu kutelan, segera kugoyang-
goyangkan perutku agar nyamuk sialan itu terkena hem-
pasan air dan mati.

