Page 132 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 132

121



         dengan telapak tanganku. Dingin. Langit susu mulai meng-
         hampar menutupi permykaannya. Kuletakkan gelas di atas
         kereta dorong.
              "Susunya saya ganti yang baru, Pak."
               Tak ada jawaban. Kuangkat termos kosong yang ham-
         pir jatuh tadi dan kuletakkan di sisi gelas susu.
              "Saya ambilkan air panas lagi."
               DIa masih tak bereaksi. Kejengkelan mulai merambati
         dinding hatiku. Kuputar kereta dorong ke arah pintu dan te-
         rus ke luar.
               "Kalau Bapak perlu apa-apa, bilang saja sama saya,"
         lanjutku tanpa menoleh lagi. Aku sudah sering disakiti orang
         dengan kata-kata pedas dan cerewet yang mengaiir bak air
         bah, tapi  baru sekali  ini  aku dibuat kesal oleh  kebisuan
         pasien yang kulayani. Kodorong kereta pelan-pelan.
               "Dia kira  aku bicara dengan siapa?" pikirku. Dengan
         hantu? Ya, memang. Aku bicara  pada hantu  yang belum
         mati. Aku bicara  pada monster buntalan daging tua yang
         menjelma daiam rupa manusia lanjut usia  yang terbaring
         tanpa daya di atas tempat tidur daiam salah satu kamar VIP
         dari sekian puluh ruang sejenis di rumah sakit ini. Aku ....
              "Sus ..."
               Aku tidak  mengira akhirnya dia  mau juga membuka
         muiutnya yang dihiasi keriput-keriput di sekitar bibirnya. Ka-
         rena itu, aku berhenti memaki daiam hati dan menarik na-
         pas panjang untuk meredakan kemarahan daiam dada.
              "Ya ...?"  Aku berbaiik sambii mencoba bersikap se-
         tenang mungkin. Entah mengapa, tiba-tiba saja kekesaian
         yang  meredam batinku tadi  menguap begitu saja seteiah
         menentang wajahnya. Wajah seorang ieiaki  berusia senja
         yang mengingatkanku pada aimahum kakek tiga tahun si-
         iam. Bedanya, ini  potret wajah ieiaki yang tampak geiisah
         dan kesepian. la menatapku. Dingin dan sukar diiukiskan.
              "Sus bilang mau membantu saya kaiau saya periu se-
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137