Page 137 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 137
126
membantunya berbaring dan membenahi selimut, Dia me-
mang terlihat lelah sekali. Mungkin juga pengaruh obat yang
kuberikan tadi.
"Selamat beristirahat, Pak! Saya tinggal sebentar, nanti
saya kembali," pamitku sambil menutup pintu kamar.
Dokter hanya tertawa mendengar aku mengajukan usul
untuk mendatangkan seorang psikiater supaya memeriksa
kondisi kejiwaan pasien tuaku.
"Buat apa?" tanyanya acuh.
"Saya rasa dia mempunyai masalah, Dok. Tad! pagi dia
bertanya pada saya tentang .ketenangan jiwa. Saya tidak pa-
ham akan maksudnya, tapi saya tahu dia ingin mengatakan
sesuatu."
Dokter menatapku serius. "Dia sakit, Sus. Itulah yang
ingin dia katakan."
"Dia gelisah
"Karena dia mengalami komplikasi jantung dan hiper-
tensi. Dia tidak nyaman dengan keadaannya."
Aku masih belum puas. Namun, tidak dapat menemu-
kan kalimat yang pas.
"Seorang psikiater hanya akan membuat dia merasa
seperti tersangka, Dia akan merasa terganggu oleh orang
lain yang ingin tahu iebih banyak tentang kehidupannya."
Aku masih diam,
"Ayolah, Sus. Sus 'kan sudah hampir enam tahun be-
ketja di siniy masa belum hafal juga dengan pertlaku orang
sakit?"
"Tapi, yang ini lain
"Lain apanya? Penyakitnya sama dengan penyakit yang
sering menyerang orang-orang berumur lainnya."
Tiba-tiba dokter baru teringat sesuatu.
"Oh, barangkali yang membuat kasus ini istimewa ...,"
ia tersenyum, "Bapak itu mantan pejabat tinggl dl kota ini."
Aku mengangkat muka.

