Page 32 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 32

21




                Lantas kenapa aku dibuang?
                Lantas kenapa tak ada yang boleh berteman dengan-
           ku?
                Jawaban itu hanya tangisan. Pun ketika sepasang laki-
           laki dan perempuan bule menghampiriku dan bertanya se-
           bab apa aku menangis.
                Tapi, aku hanya bisa menangis.
                Lama mereka menunggu hingga tangsiku mereda. Me-
           nunggu hingga senja dan langit Kuta tersaput semburat ora-
           nye dan merah muda menjadikannya seperti lukisan. Me-
           mang indah, tetapi hatiku rasanya buram.
                Akhirnya, aku tak menolak ketika mereka dengan mo-
           bilnya yang bagus itu mengantarku pulang ke, panti asuhan.
                Sesampainya di sana, gurat cemas Ibu Tantri, penga-
           suhku, kata-katanya  penuh kegelisahan, "Dari  mana saia
           kamu, Nak?"
                Aku tak menjawab, melainkan menghambur untuk ke-
           mudian tenggelam dalam pelukan perempuan tua itu.
                Selang dua hari setelahnya, Ibu Arini, penanggung ja-
           wab panti menemuiku dan berkata bahwa dua orang bule
           yang tak bisa punya anak itu, Mr. dan Mrs. Laurent—kelak
           aku memanggilnya Mom dan Dad—hendak menjadikanku se-
           bagai anaknya.
                Aku tak menolak walaupun itu  berarti aku harus me-
           ninggalkan Indonesia. Ibu Arini sudah lama kenal balk de
           ngan mereka dan beliau meyakinkanku bahwa hidupku akan
           lebih balk bersama mereka.
                Satu alasanku yang sebenarnya adalah ... aku tidak
           ingin lagi menjadi anak sampah.
                Kemudian, semua itu  kuanggap sebagai catatan lam-
           pau perjalanan hidupku yang layak dimuseumkan. Lima ta-
           hun aku belajar melupakan masa lalu. Tapi, ternyata aku
           mengambil pelajaran yang salah.
                Aku lupa walaupun sekarang orang memanggiiku de-
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37