Page 34 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 34

23




                "Akan kucoba, sekarang juga."
                "Thanks,"
                Aku kembali ke mejaku, pesananku sudah tersaji, Ca-
          puccino itu sudah menggodaku.
                "Hey\" suara si logat Inggris itu  kembaii terdengar di
          telingaku.
                Aku menoleh, dari jarak sekitar empat meter kulihat
          tangannya melambai-lambai padaku, "Ya?" aku segera ber-
          anjak.
                "Tidakkah kamu ingin menyanyi?"
                Aku terkikik, "Aku?"
                "Yeah ..."
                "Ah, suaraku tidak enak. Lagi pula aku sudah lapar
                Dia pun tertawa, "Haha, sorry. Aku pikir kamu sudah
           makan."
                Aku kembali ke dudukku dan ketika sandwich itu  hen-
          dak mencapai muiutku, intro lagu mulai terdengar. Kutaruh
           kembaii sandwich itu.
                Aku terdiam.
                Inikah kepedihan yang tak terjelaskan itu? Rasa sepi
           yang sekonyong-konyong itu? Dingin yang mencekam itu?
           Rindu yang tak berujung itu?
                Dan lagu ini ....
                Lagu yang duiu aku hafal betul.
                Lagu ini, selaiu mengingatkanku pada sesuatu yang ....
                Entahlah, ia terialu indah untuk diiukiskan, datangnya
          yang hanya sesaat itu seperti menghapus segala sepi.
                Sesuatu  yang datang entah dari  mana, menghentak
          otakku, dan membuat bibirku pun bergerak ....


                Indonesia, tanah airku, tanah tumpah darahku
                Di sanalah, aku berdiri, jadi pandu ibuku
                Indonesia, kebangsaanku, bangsa dan tanah airku
                Mariiah kita berseru, Indonesia bersatu ....
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39