Page 27 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 27

16



             Setelah tegukan terakhir, aku beranjak meninggalkan
        kafe, mencari telepon umum. Aku lupa. Seharusnya begitu
        tiba di Quebec City, aku harus menuju ke rumah grandmere,
        seperti kata Mom. Tapi, in! hari pertamaku dan kupikir be-
        lum saatnya aku berada di rumah nenek.
              Liburan  panjang di  buian Agustus, Mom tidak mela-
        rangku iiburan sendirian di Quebec. Dan, itu sangat menye-
         nangkan, tentu saja.
              Dan, berkali-kaii Mom memberiku satu pesan, "Jangan
        lupa grandmere-mu, paling tidak, satu hari saja."
              Pesan  yang  menyenangkan sekaligus  mengkhawatir-
         kan. Tinggai di rumah nenek memang menyenangkan, tetapi
         keiak saat aku pulang ke Ottawa, berat badanku pasti naik
         drastis. Karena grand-mere pandai membuat kue-kue dan
         aku paling pandai menghabiskannya. Itu sebabnya, program
         diet yang kulakukan tidak pernah berhasii. Jadi, aku harus
         pandai-pandai menahan air iiur begitu meiihat cake coklat
         buatan nenek terhidang di depan mataku.
              Ketika pagi menghalau bintang-bintang, dering yang ti
         dak juga  berhenti akhirnya  berhasii  membuatku bangun.
         Tergesa-gesa kuhampiri telepon dan menemukan suara se-
         seorang yang masih kuingat.
              "Alexandre?"
              "Hei, Damar!"
              "Yup."
              "Dari mana kamu dapat nomor telepon hoteiku?"
              "Your Mom, of course."
              "Sekarang kamu di mana?"
              "Jakarta."
              "Really? Ada sesuatu yang pentingkah?"
              "Kamu sudah buka e-mall?"
               "Ups, sorry. Lagakku sekarang sudah seperti orang
         yang supersibuk."
               Kudengar tawa di seberang sana.
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32