Page 24 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 24

13



               "Ayo, langsung pulang," ajaknya.
               Kami harus menjaiani kegerahan satu kilometer lag).
          Sebagaimana tiap terik matahari past! aku ingat pesan ayah,
          kali ini aku iseng mencetus,
               "Menurutmu bagaimana jika sepanas ini  hujan turun
          juga?"
               "Tidak  mungkin. Kalaupun  berlangsung juga  berarti
          terjadi di luar keinginan kita."
               "Di luar keinginan kita?"
               "Ya, di luar harapan atau perkiraan-perkiraan yang kita
          anggap benar."
               Di luar keinginan kita? Itu dial Aku menangkap sesuatu
          yang berarti dari perkataan Uman. Ya, antara nasihat ayah
          dan segala rintang yang kualami. Tidakkah segenap keadaan
          yang  menyerang kepala  ini  di luar  perkiraan? Hujan  bisa
          turun di kala panas, sesuatu bisa terjadi di luar keinginan.
          Itu dia.
               "Terima kasih, Man."
               "Lha? Atas apa?" ia bingung.
               "Pokoknya, terima  kasih!"  aku  rengkuh  pundaknya
          sambil  penuh senyum. Melewati  kantor Kades seseorang
          mengantar surat ke tanganku.
               "Dari Ayahmu," katanya.
               Menyobek amplop dan buka lipatan surat. Mataku lang
          sung menuju deretan kalimat isi.
               Assalamu'alaikum.
                   Bagaimana, Fiz? Sudahkah hujan turun di saat
               panas? Sebulan adalah waktu yang cukup bagimu
               untuk memahami keadaan kampung haiaman yang
               sesungguhnya. Ayah percaya kau telah semakin
               mengerti  tentang  pesan  ayah  dulu.  Kau ayah
               biarkan salah kaprah seperti kebanyakan anak ran-
               tau daiam mengenang tanah asalnya. Dan anak
               ayah tentu teiah  melihat kenyataan sebenarnya.
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29