Page 76 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 76

65



           kudapatkan jika aku jberada di tempat jni.
                Tempat ini selalu mengingatkanku akan kisah sedlh se-
           panjang hidupku. Aku ingat betui peristiwa saat itu. Pada
           waktu itu bar! Jumat malam hujan turun deras sekall. Aku
           dan kakakku bermain PS di fuang tengah. Papa di kamar ba-
           ru pulang dari kantor, sedangkan mama di rumah kakek un-
           tuk suatu urusan. Sebenarnya aku udah merasa kalau mama
           mau pergi, kami hanya mencium tangan beliau. Tap!, tad!
           pagi setelah kami mencium tangan beiiau, beiiau tiba-tiba
           memeluk kami berdua, dan yang iebih aneh iagi, mama me-
           nitipkan kami pada papa seperti mau pergi jauh saja. Pa-
           dahal, jarak Malang-Jombang kan nggak jauh^jauh amat.
                Saat kami sedang asyik-asyiknya main PS ada teiepon
           masuk menanyakan papa.
                "Pa ... teiepon!" teriakku.
                Tak lama kemudian, papa ke luar  dari  kamar dan
           mengangkat gagang teiepon. Sesaat kemudian, kulihat ada
           perubahan  di  wajah  papa. Oengan  wajah  cemas, beliau
           menghampiri kami.
                "Andis, Lutfie, ayo kalian ikut papa."
                "Ah, ... Papa," tolakku.
                "Mama ... keceiakaan. Mobilnya ditabrak bus masuk ju-
           rang. Sekarang ia di rumah sakit."
                Tak ada kata-kata yang ke luar dari mulutku saat itu.
           Aku sungguh-sungguh panik, bahkan hanya untuk berdiri sa
          ja tak bisa. Seandainya tidak diseret kakak aku masih duduk
           mematung di depan TV.
                Sesampainya di sana, yang kami dapatkan hanya tu-
           buh mama yang sudah dingin, tak bernyawa iagi. Aku me
           rasa dunia berhenti berputar. Sekeiilingku menjadi sebuah
           ruangan kosong dan tak satu orang pun ada di sana.
                "Mama ... maafkan Lutfie!" desahku berat.
                Mengapa aku tidak pernah memperhatikan mama. Se-
          salku, kenapa aku seiaiu disibukkan oieh ekstrakurikuierku.
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81